
MALANG POST – Wali Kota Batu Nurochman benar-benar tak mau hanya menunggu. Dia memilih jemput bola ke pusat pemerintahan. Tujuannya jelas, menyuarakan langsung aspirasi warganya ke Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI.
Didampingi Kepala Dinas PUPR, Alfi Nurhidayat dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Heru Yulianto, Cak Nur bertandang ke Gedung Manggala Wanabakti, markas besar KLHK di Jakarta.
Di sana dia disambut langsung oleh Menteri Raja Juli Antoni. Yang dibahas, bukan proyek kecil-kecilan. Tapi persoalan krusial yang menyangkut masa depan mobilitas dan wajah pariwisata Kota Batu.
Salah satu poin utama yang disampaikan adalah rencana pembukaan jalan baru yang melewati kawasan hutan konservasi. Tujuannya, mengurai kemacetan parah yang selalu jadi ‘menu wajib’ setiap musim liburan.
“Ini murni aspirasi warga. Saat libur panjang, macetnya luar biasa. Bisa berjam-jam. Akhirnya aktivitas warga terganggu, wisatawan juga terganggu,” ujar Cak Nur, Senin (30/6/2025).
Alih-alih membiarkan keluhan itu menumpuk, Cak Nur langsung melobi pusat agar jalan tembus tersebut bisa dikaji secara serius.
Tak hanya soal jalan. Cak Nur juga membawa ide segar, mengembangkan wisata edukatif berbasis hutan. Dia ingin kawasan hutan di Kota Batu tak hanya jadi tempat swafoto atau piknik semata, tapi juga jadi sarana belajar, baik bagi warga, pelajar, maupun wisatawan.
“Kami ingin generasi muda bisa menyentuh langsung alam, mengenal flora-fauna lokal, belajar pentingnya menjaga lingkungan. Edukasi yang menyenangkan,” jelasnya.

AUDIENSI: Wali Kota Batu, Nurochman saat melakukan audiensi bersama Menteri LHK, Raja Juli Antoni untuk menyampaikan sejumlah usulan masyarakat Kota Batu. (Foto: Istimewa)
Menteri Raja Juli pun menyambut dengan respons positif. Menurutnya, langkah Pemkot Batu patut diapresiasi.
“Kami sangat terbuka. Asal tetap memperhatikan aspek ekologi dan konservasi, tentu bisa dibahas lebih lanjut. Yang penting, ada sinergi. Ini contoh baik, daerah aktif menawarkan solusi,” kata Raja Juli.
Berbagai usulan tersebut juga mendapat dukungan penuh dari KLHK. Bahkan Menteri Raja Juli menyatakan siap mengawal teknisnya agar wisata edukasi ini tetap ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Menteri Raja Juli juga menilai, langkah Cak Nur ini merupakan bentuk kepemimpinan proaktif. Tak menunggu bola datang, tapi langsung turun ke lapangan.
“Kalau semua kepala daerah seperti ini, aktif berdialog, menyodorkan ide dan solusi, maka kebijakan pusat akan makin presisi. Tak lagi top down, tapi hasil sinergi dua arah,” ujar Raja Juli.
Kota Batu memang punya potensi besar. Tapi tanpa keberanian menjemput peluang, potensi itu bisa mandek di tempat. Dan hari itu, di Gedung Manggala Wanabakti, satu langkah kecil sedang disiapkan menuju lompatan besar. (Ananto Wibowo)