
Delegasi FH dari kiri-kanan: Fibi Putri Melinda, Alyandra Muhammad Deriel, dan Aulia Dwi Anggraeni. (Foto: Istimewa)
MALANG POST- Tim Danakitri adalah Delegasi Fakultas Hukum Universitas Brawijaya (FH UB). Terdiri dari Aulia Dwi Anggraeni (2023), Alyandra Muhammad Deriel (2023) dan Fibi Putri Melinda (2023).
Mereka berhasil meraih juara tiga dalam ajang Essay Competition Invers 2025. Kegiatan diselenggarakan oleh Fakultas Teknik Universitas Udayana secara daring pada (17/4/2025) hingga (7/6/2025).
Perlombaan mengangkat tema “Inovasi Generasi Muda pada Era Revolusi Industri 5.0 sebagai Katalis dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals Nomor 9: Industri, Inovasi, dan Infrastruktur Berkelanjutan”.
Selaras dengan tema tersebut, Alyandra menyampaikan bahwa ia dan tim mengusung judul “SMARTING: Smart Floating Farming dengan Modern Agriculture System Terintegrasi IoT sebagai Upaya Mewujudkan SDGs Nomor 9 di Sektor Agribisnis”.
“SMARTING merupakan gagasan sistem pertanian cerdas terapung yang terintegrasi dengan teknologi yang futuristik,” tutur Alyandra.
Penilaian diambil berdasarkan dua aspek, yakni berkas dan juga presentasi. Penilaian berkas meliputi kesesuaian tema, kepatuhan terhadap ketentuan penulisan, gagasan, argumentasi, dan ketajaman analisis.
Sedangkan penilaian presentasi meliputi pemaparan, gagasan, kreativitas, dan tanya jawab dengan dewan juri.
Perwakilan delegasi Aulia menyampaikan bahwa perlombaan tersebut memberikan pengalaman berharga untuk menggali dan mengembangkan inovasi yang sesuai dengan tantangan revolusi industri 5.0. Terlebih, delegasi harus bersaing dengan 73 tim dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia.
”Tema ini memotivasi saya untuk lebih memahami peran generasi muda dalam mendorong industri dan infrastruktur yang berkelanjutan demi masa depan yang lebih baik,” ujar Aulia.
Disampaikan Fibi bahwa perlombaan tersebut memberikan tantangan tersendiri. Hal tersebut dikarenakan perlombaan lebih mengangkat masalah teknis tentang revolusi industri. Padahal ia dan tim tidak memiliki latar belakang teknis, melainkan ilmu hukum.
”Meskipun bukan dari keilmuan teknik, hal ini memacu kami untuk lebih berjuang, belajar, dan menggali wawasan baru agar bisa memberikan kontribusi terbaik dalam diskusi tentang inovasi dan pembangunan berkelanjutan,” tutup Fibi. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)