
MALANG POST – Persiapan launching Sekolah Rakyat di Kota Batu makin mendekati garis akhir. Kurang dari sebulan menuju peresmian serentak pada 14 Juli 2025, progres rehabilitasi gedung yang berada di kawasan PPSPA Bima Sakti, Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu sudah mencapai 86 persen.
Meski progresnya sudah cukup jauh, masih ada beberapa catatan perbaikan yang harus segera dibereskan. Hal itu disampaikan langsung oleh Plt Deputi V Kepala Staf Kepresidenan RI, Mayjen TNI (Purn) Harianto saat melakukan peninjauan ke lokasi beberapa waktu lalu.
Dia datang bersama Kepala Dinas Sosial Provinsi Jatim Restu Novi Widiani, Wali Kota Batu Nurochman dan Wakil Wali Kota Batu Heli Suyanto.
Harianto berkeliling meninjau hampir seluruh titik di area PPSPA. Dia menyoroti beberapa hal teknis, seperti pemasangan paving di lorong sekolah yang diminta harus rapi.
“Karena ini untuk siswa, maka harus dibuat sebaik mungkin,” tegasnya.
Tak hanya tampilan fisik, kenyamanan siswa juga jadi perhatian. Harianto meminta agar setiap ruang kelas hingga laboratorium memiliki sirkulasi udara yang baik, demi mendukung proses belajar yang nyaman.
Perbaikan juga dilakukan di lapangan utama agar memudahkan siswa dalam berkegiatan di luar kelas. Seperti olahraga hingga upacara.
“Tentunya program ini kan untuk menyediakan sarana dan prasarana yang memadai meski nanti ditujukan kepada siswa kurang mampu,” jelas Harianto.
Fasilitas lain seperti aula, musala, kamar tidur, dapur, hingga toilet juga ditinjau. Area PPSPA sendiri memiliki luas sekitar 9,7 hektar, dengan fasilitas penunjang pembelajaran yang sudah cukup lengkap.

CEK PROGRES: Plt Deputi V Kepala Staf Kepresidenan RI, Mayjen TNI (Purn) Harianto saat melakukan peninjauan Sekolah Rakyat di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Dia menjelaskan, gedung yang digunakan saat ini adalah aset milik Kemensos dan Dinsos, dan penggunaannya untuk Sekolah Rakyat bersifat sementara. Ke depan, pemerintah pusat berencana membangun gedung permanen jika program ini terus berlanjut.
Untuk tahap pertama, Sekolah Rakyat akan menampung 100 siswa. Jumlah ini bisa bertambah jadi 150 bahkan 200 siswa per angkatan, jika sudah punya fasilitas tetap.
Harianto menargetkan seluruh pengerjaan rampung di akhir Juni, atau paling lambat seminggu setelah kunjungannya.
Sebagai informasi, proyek rehabilitasi ini dikerjakan langsung oleh Kementerian PUPR melalui PT Nindya Karya dan dibiayai sepenuhnya dari APBN. Kontrak dimulai sejak 10 Mei lalu dan ditargetkan selesai pada 8 Juli 2025.
Sementara itu, Wali Kota Nurochman memberi instruksi percepatan administrasi agar program nasional Sekolah Rakyat bisa segera bergulir lancar. Sejauh ini, kesiapan sekolah rakyat di kota wisata ini sudah siap.
“Sekolah Rakyat, program dari Bapak Presiden ini harus kita dukung karena akan membantu anak-anak dari keluarga yang kurang mampu agar tetap dapat mengenyam pendidikan,” ujarnya.
Cak Nur mengungkapkan, Sekolah Rakyat yang ada di Kota Batu memiliki sistem seperti Boarding School. Konsepnya sengaja dibuat demikian agar bisa dinikmati oleh kalangan masyarakat kurang beruntung. Pemkot Batu memiliki alasan tersendiri dalam mengajukan Gedung Bima Sakti sebagai alternatif pilihan pertama.
“Sebagai Sekolah Rakyat, Gedung Bima Sakti menjadi pilihan pertama karena kompleksnya sudah terbentuk dan juga sudah ada kamar-kamar untuk tempat pembelajaran,” tutupnya. (Ananto Wibowo)