
MALANG POST – Pedestrian yang ada di Kota Malang, sampai saat ini masih belum aman untuk pejalan kaki.
Meski Pemerintah Kota Malang, telah berupaya melakukan perbaikan. Tapi ada kendala seperti keterbatasan anggaran dan prioritas proyek.
Selain itu, kesadaran masyarakat juga berperan penting dalam menjaga fasilitas pedestrian agar tetap aman dan nyaman.
Hal itu disampaikan Perwakilan Komunitas Footish Malang, Bondan Seringadi, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Sabtu (24/5/2025) kemarin.
“Walaupun pedestrian di Kayutangan dan Jalan Ijen cukup lebar dan nyaman, tapi tidak ada konektivitas yang memadai dan menyulitkan mobilitas masyarakat,” sebutnya.
Sementara dosen Perencanaan dan Wilayah (PWK) Universitas Brawijaya, Prof. Dr. Ir. Suryono menyampaikan, berdasarkan studi Pemkot Malang, fasilitas jalur pejalan kaki masih kurang dari 50 persen dari total kebutuhan.
“Dari jalur yang tersedia, hanya sebagian yang memenuhi standar dalam hal lebar dan kualitas. Seperti di Jalan Ijen dan Kayu Tangan,” jelas Prof. Suryono.
Dalam evaluasi Pedestrian Environment Quality Index, tambahnya, kondisi jalur pejalan kaki di Kota Malang masih memerlukan banyak perbaikan.
Karena pejalan kaki sering kali harus bersaing dengan kendaraan bermotor di badan jalan, karena keterbatasan fasilitas.
Sedangkan Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arif Nurrahman, menyampaikan, pembangunan jalur pedestrian di Kota Malang masih bersifat parsial dan belum terintegrasi.
Menurut Dito, pembangunan pedestrian perlu mempertimbangkan berbagai aspek. Termasuk infrastruktur transportasi, transportasi publik dan penataan parkir.
“Selain itu, penataan kota juga harus memperhatikan konektivitas dengan area publik untuk masyarakat,” sebut Dito.
Untuk tahun 2025, tambahnya, Pemkot Malang mengalokasikan anggaran untuk rehabilitasi pedestrian di beberapa titik prioritas. Termasuk kawasan Pasar Besar dan kawasan Bundaran Tugu. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)