
MALANG POST – Kepala Kepolisian Resot (Kapolres) Batu memastikan tidak ada kejadian premanisme, yang berkedok organisasi masyarakat (ormas) di Kota Batu.
Hal itu disampaikan Kapolres Batu, AKBP Andi Yudha Pranata, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (16/5/2025).
“Sejauh ini belum ada kejadian premanisme yang berkedok ormas, yang ditangani Polres Batu. Walaupun memang ada potensinya,” kata AKBP Andi Yudha.
Kata Kapolres, tercatat ada 83 organisasi masyarakat (ormas) di wilayah hukum Polres Batu. Rinciannya, 73 ormas berada di Kota Batu dan 10 ormas berada di wilayah Kabupaten Malang bagian barat.
Walaupun demikian, katanya, belum ada laporan terkait tekanan maupun pemerasan yang dilakukan oknum ormas sampai saat ini.
AKBP Andi menjelaskan, berdasarkan data Biro Ops Polda Jatim, Kota Batu masuk lima kota teraman di Jatim.
Indikasinya, angka kemiskinan yang rendah, jumlah penduduk yang sedikit, tingkat pendidikan yang baik dan ekonomi masyarakat yang baik.
Sementara itu, pakar kriminologi Universitas Islam Malang, Faisol SH., MH., menjelaskan, pola premanisme mengalami perubahan signifikan dari era sebelumnya.
“Jika dahulu premanisme bersifat sporadis dan hanya melibatkan kelompok kecil di kampung-kampung dengan sasaran masyarakat langsung, sekarang sudah berevolusi menjadi lebih terorganisir,” tambahnya.
Fenomena premanisme modern, ujar Faisol, berkembang menjadi organisasi masyarakat yang memiliki target lebih luas. Tidak hanya masyarakat kelas menengah ke bawah, tapi juga para pengusaha dan investor.
“Dampak premanisme level bawah, hanya mengganggu rasa keamanan dan menimbulkan pungutan liar. Namun untuk level atas berdampak pada perekonomian Kota Batu secara keseluruhan,” sebut Faisol.
Jika investor merasa tidak nyaman dan memilih hengkang, lanjutnya, hal ini akan berpengaruh terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan warga. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)