
Menteri Ekraf, Teuku Rifky Harsa, disambut Walikota Malang, Wahyu Hidayat, di MCC. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
MALANG POST – Menteri Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Ekraf), Teuku Rifky Harsa, berkunjung ke Malang. Selain di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari, juga ke Malang Creative Center (MCC) Kota Malang, Selasa (29/4/2025).
Meski telah dijadwalkan datang di MCC pukul 15.30 WIB, Teuku Rifky baru tiba di MCC setelah Maghrib. Menteri Teuku hadir di MCC terkait even Creative Talk dengan tema “Wujud Aktivasi Ruang Kreatif: MCC Memperkuat Ekosistem Ekonomi Kreatif Nasional.”
Begitu tiba di MCC, Menteri Teuku disambut Walikota Malang, Wahyu Hidayat, Sekda dan jajaran Kepala Perangkat Daerah (PD), Anggota DPRD Jatim dan Kota Makang serta Kabupaten Malang dari Demokrat.
Sebelum Creative Talk dimulai, Menteri Teuku Rifky dan rombongan mengunjungi stan komunitas Game Development Malang (GDM) dan stan sub sektor kriya. Menteri pun ngobrol dengan komunitas GDM dan mempraktikkan bermain game lokal Malang yang diproduksi anggota GDM.
Dalam Creative Talk, Walikota Wahyu Hidayat memaparkan panjang lebar terkait pembangunan MCC 5 tahun lalu dan kebermanfaatannya bagi para startup dan pelaku ekraf lainnya. Di MCC ada ruang kreasi bagi 17 sub sektor ekraf, lengkap dengan fasilitasnya.
Pemkot Malang menggelontorkan anggaran sekitar Rp 7 miliar setiap tahun untuk MCC, agar para startup dan pelaku ekraf makin berkembang dan naik kelas. Terbukti dari kreasi di MCC, ekraf Kota Malang berhasil menggerus pengangguran dan bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi Kota Malang.
Bahkan berkat berkembangnya ekraf itu, Kota Malang banyak meraih prestasi, baik di tingkat nasional dan internasional. “Kota Malang pun dinobatkan oleh Unesco sebagai kota kreatif dunia,” papar Walikota Wahyu Hidayat.

Menkraf Teuku Rifky melihat game produksi anggota komunitas GDM. (Foto: Eka Nurcahyo/Malang Post)
Sebelum Menteri Ekraf, Teuku Rifky, memaparkan programnya, sejumlah pelaku ekraf di Kota Malang memberi apreasi bagi Walikota Malang terkait adanya bangunan MCC. Sebab, dengan adanya ruang kreasi di MCC secara gratis, usaha kreativitasnya berkembang luar biasa.
Seperti diungkapkan pelaku sub sektor kriya, Yanti. Dia dan para pelaku ekraf kriya berterimakasih ke Pemkot Malang terkait pemanfaat fashion dan ruang untuk berkreasi di MCC.
“MCC betul-betul memberi ruang untuk berkreasi. Saya awalnya dari UMKM. Kini dengan adanya MCC, kami akhirnya tidak hanya di UMKM, tetapi juga Ekraf,” ujar Yanti.
Yanti menjelaskan, anggota ekraf sub sektor kriya di Kota Malang mulai berusia 20 tahun sampai 74 tahun. Hasil karya mereka dapat di lihat di pameran dengan harga jual 2,5 juta sampai Rp 3 juta untuk sebuah jaket. Produk ini berkualitas ekspor,” paparnya.
Menurutnya, semua ini, baik SDM dan kreasi desainnya disiapkan di MCC. “Istilahnta learning by doing. Karena itu, yang kami tanyakan ke Pak Menteri yaitu bagaimana buat ruang kreatif menurut kacanata pemerintah?” kata Yanti.
Sub sektor Arsitektur yang diwakili Indra dari Ikatan Arsitektur Indonesia (IAI) juga berterimakasih kepada Pemkot Malang, terutama terkait pemanfatan MCC. “Kami punya 800 anggota dan yang aktif 400 an anggota dan yang telah bersertifikasi 140 an.”
“Kami juga sudah punya MoU dengan Pemkot Malang. Sudah banyak berkolaborasi, termasuk MCC ini yang mendesain. Ke depan ada juga desain parkir, pasar besar dan lainnya. MCC ini sangat bermanfaat, apalagi gratis. Namun ke depannya perlu ada digital data dan peta heritage,” katanya.
Sementara, Lanang dari sektor aplikasi dan konten kreator, meminta pemerintah memberi perhatian terhadap produksi game lokal, seperti tombol start. Sebab, kontribusi game lokal sangat besar. Yaitu, sekitar Rp 32 triliun per tahun.
“Potensi Malang untuk game lokal sangat luar biasa. Karena itu apa strategi dari Menkraf untuk mendorong game lokal naik kelas? Kepada walikota, kami usul agar karakter-karakter game lokal itu dipasang di sudut-sudut di Kota Malang. Mohon dukungannya Pak Walikota,” ujarnya.
Menanggapi hal ini, Menteri Teuku Rifky, memberi apresiasi. Ini contoh bagaimana kolaborasi ekraf, pemda, DPRD, termasuk akademisi berjalan. “Ekraf jadi mesin baru pertumbuhan ekonomi Kota Malang.”
“Selamat juga Kota Malang terpilih menjadi kota kreatif Unesco,” ungkapnya.(Eka Nurcahyo)