
DI KANDANG: Ze Gomes ketika memimpin latihan Arema FC di Stadion Kanjuruhan. Pelatih asal Portugal itu kecewa dua partai derbi Jatim tidak bisa digelar di Kanjuruhan. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Pelatih Arema FC, Jose Manuel Gomes da Silva, mengaku kecewa dengan batalnya dua laga derbi Jatim berangsung di Stadion Kanjuruhan. Sekalipun stadion milik Pemkab Malang itu, sudah lolos dari risk assessment dan dinyatakan layak untuk menggelar pertandingan Liga 1.
Kekecewaan itu disampaikan pelatih yang akrab disapa Ze Gomes, beberapa saat setelah Arema FC dikalahkan Persita Tangerang, di Stadion Indomilk Arena, Minggu (20/4/2025) kemarin.
Padahal rencana yang sudah disusun manajemen Arema FC, setelah Stadion Kanjuruhan dinyatakan layak untuk menggelar pertandingan Liga 1, menjamu Madura United (24/4/2025) dan Persebaya Surabaya (28/54/2025) bisa berlangsung di stadion yang baru direnovasi tersebut.
“Sangat disayangkan dua pertandingan itu (lawan Madura United dan Persebaya), tidak bisa berlangsung di Stadion kanjuruhan.”
“Saya sangat berharap bisa main di hadapan Aremania. Karena dengan dukungan langsung Aremania di Stadion Kanjuruhan, pasti akan menyulitkan lawan untuk bisa mengalahkan Arema FC,” ujar Ze Gomes.
Sebelumnya, derbi Jatim tersebut akan dipakai sebagai penanda kembalinya Singo Edan ke kandangnya, Stadion Kanjuruhan.
Bahkan rencana tersebut juga diungkapkan langsung oleh Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus.
Meskipun banyak pihak yang mempertanyakan gagasan tersebut. Salah satunya, menganggap tidak etis menggelar derbi Jatim secara langsung setelah stadion selesai direnovasi. Lantaran dianggap akan menyakiti hati keluarga korban Tragedi Kanjuruhan.
Karena tragedi yang terjadi pada 1 Oktober 2022 lalu, dengan memakan korban 135 nyawa Aremania, muncul setelah Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya di partai derbi Jatim waktu itu.
Bisa jadi salah satunya karena faktor ‘psikologis’ tersebut, menjadikan PT LIB akhirnya merevisi rencana tersebut. Arema FC dipastikan menjamu Madura United dan Persebaya di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali. Sekalipun dua laga itu, statusnya adalah pertandingan biasa dengan Arema FC menjadi tuan rumah. Bukan laga usiran.
“Sepertinya memang ada sedikit masalah, sehingga menghadapi dua pertandingan derbi Jatim itu, harus berlangsung di Bali.”
“Padahal saat latihan di Stadion Kanjuruhan, kami sangat senang dengan atmosfer yang ada di Stadion Kanjuruhan. Tapi bagaimana lagi, kami harus bermain di Bali,” tandas pelatih 48 tahun ini.
Sementara itu terpisah, General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi menyebut, belum bisanya derbi Jatim digelar di Stadion Kanjuruhan, karena ada beberapa persyaratan yang masih harus dilengkapi.
“Kami siap menindaklanjuti arahan Polres Malang, terkait penggunaan Stadion Kanjuruhan sebagai home base, baru bisa dimulai pada Mei 2025,” kata Inal, panggilan akrab General Manager Arema FC.
Hal ini menyusul hasil risk assessment Mabes Polri dan verifikasi LIB, dimana Polres Malang menekankan pentingnya simulasi pengamanan dan penandatanganan MOU dengan Pemkab Malang sebelum stadion bisa digunakan.
Inal juga menyebut, pihaknya siap bersinergi dengan pihak terkait untuk melengkapi rekomendasi kepolisian. Seperti perlunya digelar simulasi pengamanan sesuai Perpol No. 10 Tahun 2022 tentang Pengamanan Pertandingan Olahraga.
Lalu ada koordinasi dengan instansi terkait, utamanya dengan Tim Medis, Damkar dan dinas lainnya untuk menyiapkan sarana prasarana pendukung. Serta assessment pelaksanaan pertandingan guna memastikan kesiapan personel dan infrastruktur.
“Kami siap memenuhi rekomendasi pihak kepolisian, sesuai lingkup kebutuhan dan kewenangan klub. Termasuk menjalankan SOP pengamanan yang ketat. Ini penting untuk keamanan kenyamanan penonton dan kelancaran laga,” ujarnya.
Sebagai konsekuensi persiapan tersebut, tambah Inal, Arema FC memindahkan dua laga kandang melawan Madura United (24/4/2025) dan Persebaya (28/4/2025) di Bali.
“Mohon doa dan dukungan semua pihak juga Aremania agar di Bali kita bisa lancar memetik kemenangan,” tambahnya. (*/Ra Indrata)