
MALANG POST – Oknum pedagang kawasan wisata kuliner Payung di Kelurahan Songgokerto, Kecamatan Batu, Kota Batu yang nekat menggetok harga atau mematok tarif tidak wajar kepada pembeli menjadi perhatian Pemkot Batu. Dalam waktu dekat ini, oknum bersangkutan rencananya akan dipanggil dinas terkait.
Wali Kota Batu, Nurochman menyatakan, pihaknya akan menertibkan pedagang yang berbuat nakal tersebut. Penertiban akan dilaksanakan melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumperindag) Kota Batu.
“Oknum yang bersangkutan nanti akan dipanggil Diskumperindag Kota Batu untuk mengkomunikasikan hal tersebut,” tutur Cak Nur, Rabu (16/4/2025).
Dengan adanya kejadian tersebut, pihaknya sangat menyayangkan perbuatan oknum pedagang itu. Sebab dari perbuatan itu dapat merugikan pedagang lain dan membuat pengunjung tidak nyaman dan tak ingin kembali.
“Kami sendiri sudah menyampaikan bahwa di Kota Batu harus lebih welcome kepada wisatawan. Kami harus mendahulukan kenyamanan pengunjung, dengan begitu rezeki akan mengikuti nantinya,” tutur dia.

GETOK HARGA: Oknum Pedagang di Kawasan Payung 3 nekat melakukan getok harga. Pemkot Batu akan segera memanggil oknum terkait. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Disisi lain, Pemkot Batu juga berencana melakukan penataan ulang di kawasan wisata kuliner Payung. Penataan ulang ini bertujuan untuk meningkatkan minat pengunjung.
“Harus ditata ulang supaya nyaman, menarik dan up to date. Karena ini memang desain lama dan konstruksi lama. Seperti diketahui, Payung ini kan wisata legend, jadi kami ingin ngangkat kembali menjadi salah satu alternatif tempat nongkrong yang nyaman, aman bagi siapapun,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Paguyuban Warung Wisata Payung, Endrik Andika mendapat keluhan dari pengunjung yang dikenakan tarif tinggi saat berada di salah satu warung di kawasan Payung 3.
“Jadi awalnya pengunjung datang ke warung tersebut dan meminta menu. Saat itu menunya tidak ada harganya. Mereka pun memesan satu porsi omelet, satu porsi roti bakar dan dua gelas STMJ,” kata Endrik.
Lalu saat membayar, pengunjung dikenakan harga Rp30 ribu untuk satu porsi omelet, Rp20 ribu untuk satu porsi roti bakar dan Rp50 ribu untuk dua porsi STMJ. Harga ini sangat tidak wajar dibandingkan harga warung lain.
Endrik menyampaikan bahwa harga rata-rata warung di Wisata Payung itu untuk STMJ seharga Rp12 ribu per porsi, kemudian roti bakar dan omelet berkisar antara Rp10-12 ribu per porsi.
“Setelah paguyuban mendapat laporan soal tarif tinggi itu, kami lakukan penelusuran dan diketahui persoalan itu terjadi di payung 3 tepatnya di kafe Moro Seneng. Kita juga menemukan bahwa didalam menunya tidak dicantumkan harga,” tutupnya. (Ananto Wibowo)