
MALANG POST – Pengendalian hama tikus di sektor pertanian merupakan aspek krusial dalam menjaga produktivitas dan mencegah kerugian hasil panen. Tikus dapat merusak berbagai jenis tanaman pada berbagai jenis pertumbuhan, mulai dari bibit hingga masa panen.
Sebab itu, inovasi pengendalian hama tikus ramah lingkungan terus dikembangkan oleh Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan-KP) Kota Batu. Salah satunya melalui pemanfaatan Rumah Burung Hantu (Rubuha), yang kini mulai diterapkan di beberapa lahan pertanian di Kota Batu, khususnya di daerah yang rawan serangan tikus sawah.
Kepala Distan-KP Kota Batu, Heru Yulianto menyatakan, Rubuha dirancang sebagai sarang buatan yang bertujuan menarik burung hantu, predator alami hama tikus, kumbang dan serangga lainnya. Keberadaan burung hantu terbukti efektif menekan populasi hama tanpa penggunaan pestisida atau racun kimia berbahaya.
“Selain memberikan tempat untuk burung hantu bertengger dan berkembang biak. Rubuha juga membantu melatih anakan burung hantu untuk berburu tikus, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem di lahan pertanian,” tutur Heru, Selasa (14/4/2025).
Dengan metode ini, petani dapat meminimalkan kerugian hasil panen secara alami dan berkelanjutan. Konstruksi Rubuha sendiri dibuat dari papan kayu. Lalu dipasang di atas tiang bambu yang kuat dengan dilengkapi balkon kecil, serta dicat warna gelap agar menyerupai habitat asli burung hantu.

BASMI: Hama tikus selama ini menjadi salah satu momok bagi petani. Mengatasi permasalahan itu, Distan-KP Kota Batu mengeluarkan inovasi Rubuha. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Arah pintu sarang juga sengaja dihadapkan ke selatan agar tidak langsung terkena sinar matahari. Penempatan Rubuha juga diletakkan pada titik strategis, yakni dekat pohon besar, jauh dari penerangan dan di lokasi diketahui terdapat populasi burung hantu.
“Langkah ini mendapat sambutan positif dari para petani. Mereka menilai Rubaha sebagai solusi efektif dan ekonomis, serta mendukung pertanian yang ramah lingkungan di Kota Batu,” ungkap Heru.
Dengan menerapkan kombinasi metode pengendalian yang inovatif dan terintegrasi, diharapkan kerugian akibat serangan hama tikus di sektor pertanian dapat diminimalkan, sehingga meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.
Lebih lanjut, Pemkot Batu bersama para petani juga terus bersinergi dalam pengendalian hama tikus yang mengancam lahan pertanian. Selain Rubuha, berbagai metode diterapkan untuk memerangi hama tersebut.
Diantaranya seperti pemasangan perangkap tikus hingga penggunaan pestisida yang aman. Pendekatan ini bertujuan untuk mengendalikan populasi tikus secara efektif tanpa merusak keseimbangan ekosistem.
Menurut Heru, kolaborasi ini menjadi langkah strategis untuk memastikan hasil panen petani tetap optimal. “Kami terus berupaya memberikan pendampingan agar petani memiliki solusi jangka panjang dalam menghadapi hama tikus,” tutupnya. (Ananto Wibowo)