
MALANG POST – Siklus pasar crypto biasanya dimulai dengan sedikit atau tanpa ketertarikan dari para pelaku pasar. Namun, ketika minat dan permintaan mulai meningkat, harga aset umumnya mengalami kenaikan seiring dengan bertambahnya permintaan.
Untuk membaca siklus pasar crypto ini tentunya bisa kamu lihat dari grafik bitcoin atau aset crypto lainnya, dimana kamu bisa melihat pergerakan harga mulai dari menit, jam, hari, bulan, hingga tahun. Sehingga kamu bisa analisa teknis sebelum melakukan trading.
Tapi sebelum melakukan itu semua, maka hal yang harus kamu lakukan pertama adalah memilih aplikasi crypto futures Indonesia. Karena sekarang ini banyak aplikasi trading crypto yang beredar, maka pastikan aplikasi kamu telah legal di Indonesia dengan terdaftar di Bappebti.
Definisi Siklus Pasar Crypto
Dilansir dari Pintu Academy, siklus pasar merujuk pada pola spesifik yang terwujud dalam pergerakan pasar, dipengaruhi oleh keadaan psikologis para pelaku pasar dan situasi ekonomi umum. Karena siklus, maka fenomena ini akan terulang kembali. Siklus pasar dapat ditemui di berbagai jenis pasar, termasuk pasar crypto.
Aspek Psikologis dalam Siklus Pasar Crypto
Siklus pasar crypto terdiri dari empat tahap, yaitu fase pengumpulan, kenaikan harga, distribusi, dan penurunan harga. Secara historis, pasar crypto, dengan Bitcoin sebagai aset utama, telah melewati beberapa siklus tersebut.
Dalam setiap siklus, harga suatu aset bergerak dari level terendah sepanjang masa ke level tertinggi sepanjang masa, dan sebaliknya. Namun, lamanya dan tingkat kekuatan setiap fase dapat bervariasi.
Penting untuk dicatat bahwa siklus pasar crypto tidak merupakan model prediksi yang sempurna dan akurasinya dapat bervariasi. Selain itu, mengidentifikasi awal dan akhir dari suatu siklus pasar juga sangatlah sulit.
Meskipun demikian, siklus pasar crypto bisa dijadikan sebagai alat bantu analisis serta informasi tambahan bagi investor untuk lebih memahami dinamika yang ada di pasar crypto. Berikut 4 tahap siklus pasar crypto, diantaranya:
1. Tahap Akumulasi
Akumulasi adalah tahap pertama dalam setiap siklus pasar. Tahap ini muncul setelah siklus sebelumnya berakhir, ketika penjual keluar dari pasar dan harga dianggap mulai stabil. Pada tahap ini, volume perdagangan biasanya di bawah rata-rata, karena ketertarikan terhadap pasar masih rendah.
Karena itu, tidak ada tren yang jelas, dan aset biasanya diperdagangkan dalam rentang yang sempit. Maka tahap ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Sentimen pasar dipenuhi dengan ketidakpastian dan keraguan
- Volatilitas harga rendah
- Volume perdagangan minim
Tahap akumulasi sering disebut juga sebagai fase konsolidasi, yang menandai akhir dari tren penurunan. Beberapa pelaku pasar mungkin masih merasa ini adalah waktu yang buruk untuk memasuki pasar karena sulit untuk memastikan apakah aset akan terus jatuh.
Namun, dari sudut pandang pemegang saham jangka panjang, fase akumulasi sering dilihat sebagai awal dari yang mereka harapkan menjadi pasar bullish.Periode ini sangat menarik bagi investor jangka panjang yang ingin membeli dan menahan aset.
Namun, bagi trader jangka pendek, kunci utama adalah kesabaran, karena fase ini bisa berlangsung dari beberapa minggu hingga beberapa bulan atau bahkan bertahun-tahun.
2. Tahap Markup
Sering disebut sebagai fase pasar bullish, fase markup adalah waktu di mana pasar mengalami kenaikan dengan harga yang meningkat. Selama tahap markup, banyak pelaku pasar baru mulai memasuki arena, dan biasanya terjadi lonjakan volume di awal fase ini.
Dari segi sentimen pasar, meskipun masih ada kehati-hatian, para pelaku pasar mulai merasa optimis mengenai prospek pasar, karena banyak perusahaan dan media mulai menyebarluaskan berita baik. Permintaan sebuah aset mulai melampaui pasokan, yang membuat harga aset tersebut semakin tinggi.
Ciri-ciri:
- Sentimen pasar dikuasai oleh rasa optimis dan semangat
- Grafik harga menunjukkan tren naik
- Volume perdagangan meningkat
- Kondisi ekonomi yang meningkat
Tahap markup mungkin merupakan saat yang ideal bagi pendatang baru untuk memasuki pasar, karena pergerakan harga naik lebih mudah untuk diidentifikasi. Selain itu, penurunan atau kemunduran selama fase markup sering dipandang lebih sebagai kesempatan untuk membeli, bukan sebagai sinyal negatif.
3. Tahap Distribusi
Pada suatu saat, setelah terjadi kenaikan harga, sejumlah pembeli mulai beralih menjadi penjual. Inilah yang disebut sebagai tahap distribusi, di mana ada keseimbangan antara pembeli dan penjual di pasar.
Di satu sisi, terdapat pelaku pasar yang masih berminat untuk membeli, karena mereka meyakini bahwa fase bullish belum berakhir. Di sisi lain, ada penjual yang berusaha untuk merealisasikan peluangnya. Ini menciptakan ketegangan antara pihak yang optimis dan yang pesimistis.
Meskipun pada fase ini volume perdagangan masih tinggi, harga aset umumnya bergerak dalam kisaran sempit sampai ada keputusan dari pelaku pasar untuk bertindak.
Sebagai hasilnya, fase ini dapat mengubah sentimen di pasar secara keseluruhan dari optimis menjadi campuran antara keserakahan dan ketakutan, dengan adanya ketidakpastian mengenai keberlanjutan tren naik atau kemungkinan munculnya pasar bearish.
Ciri-ciri:
- Sentimen pasar dicirikan oleh kepercayaan berlebihan, keserakahan, dan keraguan
- Volatilitas harga yang rendah
- Peningkatan aktivitas perdagangan, tetapi tanpa adanya kenaikan harga
Tahap distribusi juga menandakan awal dari pelemahan setelah pasar bullish. Hal ini dapat mendorong beberapa pelaku pasar untuk berasumsi bahwa tren penurunan lebih lanjut mungkin akan segera terjadi.
4. Tahap Penurunan Harga
Tahap penurunan harga, atau fase pasar bearish, merupakan periode yang paling menakutkan bagi banyak pelaku pasar. Ini dimulai seiring dengan kelebihan pasokan dibandingkan permintaan dalam fase distribusi dan ditandai oleh ketakutan yang muncul di pasar, dengan perspektif yang semakin suram.
Semakin banyak pelaku yang merasa khawatir tentang kondisi pasar ke depan, semakin besar pula tekanan untuk menjual. Dalam beberapa kasus, efek beruntun ini dapat membuat harga aset jatuh ke level yang belum terlihat sejak fase markup.
Dalam analisis teknikal, tahap penurunan harga ditandai dengan grafik yang menunjukkan tren menurun serta harga yang jatuh dengan volume tinggi. Dari segi sentimen pasar, hal ini dimulai ketika berita mulai bersifat negatif, dengan istilah seperti ‘resesi’ muncul di tajuk berita.
Ciri-ciri:
- Sentimen pasar dikuasai oleh kecemasan dan kepanikan
- Grafik harga yang menunjukkan tren menurun
- Peningkatan volume perdagangan
- Kondisi ekonomi yang tidak mendukung
Tahap penurunan harga adalah situasi ideal bagi penjual pendek, memungkinkan mereka untuk meraih peluang dari penurunan pasar. Selama periode ini, bahkan berita baik pun jarang mampu membalikkan tren.
karena pelaku pasar cenderung bersikap hati-hati untuk menghindari kerugian di tengah kondisi pasar yang menantang.Namun, ada harapan di depan karena tahap penurunan harga tidak akan bertahan selamanya.
Di penghujung fase ini biasanya muncul siklus baru di pasar crypto. Apa yang mungkin terjadi selanjutnya adalah fase markup lainnya.
Itulah 4 fase siklus pasar crypto yang bisa kamu ketahui sebelum melakukan trading, sehingga bisa terhindar dari resiko kerugian. Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor. (*/Ra Indrata)