
MALANG POST – Pengembangan industri pertanian terus diseriusi dibawah pemerintah Walikota – Wakil Wali Kota Batu, Nurochman – Heli Suyanto. Salah satunya ditandai dengan digelarnya pertemuan rutin Gapoktan Mitra Arjuno, di Dusun Gerdu, Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji.
Melalui pertemuan tersebut, menjadi wadah diskusi antara pemerintah kota dengan para petani untuk membahas upaya peningkatan dan pengembangan industri pertanian di Kota Batu, khususnya dalam mempertahankan komoditas unggulan seperti apel, kopi arabika, alpukat, serta potensi bunga lily.
“Pertanian menjadi salah satu program prioritas kami dalam 100 hari pertama kepemimpinan. Kota Batu telah mengekspor berbagai hasil pertanian dan UMKM, baik untuk memenuhi kebutuhan lokal maupun internasional. Kami akan terus mendorong peningkatan industri pertanian ini,” tutur Cak Nur sapaan Nurochman, Selasa (18/3/2025).
Melalui pertemuan tersebut, juga sejalan dengan visi ‘Mbatu Sae’ dan misi ‘Nawa Bhakti’ kepemimpinan Nurochman-Heli, yang berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan sektor pertanian.
Dengan sinergi antara pemerintah dan petani, diharapkan Kota Batu dapat terus menjadi pelopor dalam industri pertanian berkelanjutan. Sekaligus dapat menjaga ikon apel, serta mengembangkan potensi komoditas baru seperti kopi arabika, alpukat dan bunga lily.
Penyuluh pertanian Desa Tulungrejo, Dul Komar menambahkan, Gapoktan Mitra Arjuno telah berdiri sejak tahun 2007 dengan anggota 26 kelompok tani. Dirinya mengapresiasi kerjasama yang telah terjalin antara pemerintah dan petani selama ini.
“Kami terus berusaha mempertahankan lahan apel di Desa Tulungrejo yang kini tersisa 311 hektar. Kami memohon arahan dan kiat-kiat untuk menjaga keberlanjutan apel sebagai ikon Kota Batu,” katanya.

DISKUSI: Wali Kota Batu, Nurochman dan Wakil Wali Kota Batu, Heli Suyanto saat berdiskusi bersama Gapoktan Mitra Arjuno, Desa Tulungrejo untuk mempertahankan dan mengembangkan komoditas pertanian unggulan. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Dia juga menyampaikan, banyak pohon apel di Kota Batu yang masuk usia kritis. Karena itu, perlu dilakukan perbaikan unsur hara yang bisa digenjot dengan penggunaan pupuk organik.
“Sayangnya hingga saat ini para petani masih kesulitan untuk mencukupi kebutuhan pupuk organik,” kata Dul Komar.
Dia juga menyampaikan, menurunnya kualitas apel di Kota Batu turut disebabkan karena minimnya jumlah varietas. “Sebab itu, kami berharap ada penelitian yang bisa memunculkan varietas-varietas baru apel Kota Batu. Selain itu, para petani juga berharap bisa mendapatkan kemudahan untuk memperoleh pupuk kompos,” imbuhnya.
Sementara itu, salah satu petani, Luki Budiarti berharap ada reward tersendiri untuk kelompok tani di Kota Batu, mengingat banyak prestasi yang telah diraih. Dia juga berharap, lima tahun ke depan, pertanian Kota Batu semakin sukses dan barokah.
“Kami juga memohon dukungan pemerintah dalam proses perizinan agar dapat berjalan lancar,” tutur Luki.
Melalui pertemuan ini, juga sebagai salah satu upaya untuk dapat membawa kesejahteraan bagi seluruh masyarakat dan menjaga kejayaan Kota Batu sebagai Kota agrowisata yang unggul.