
MALANG POST – Dua dosen Sekolah Farmasi Institut Teknologi Bandung (SF ITB) menjadi narasumber acara Healthy Life yang diadakan oleh Radio KLCBS, Bandung, pada kesempatan yang lalu.
Keduanya adalah Dr. Nia Sri Ramania, M.Sc., dan Dr. Muhammad Fahmi Hasan, M.Or., dari Kelompok Keahlian Ilmu Keolahragaan Sekolah Farmasi ITB.
Dalam sesi tersebut kusus membahas perihal kesehatan menjelang bulan puasa. Karena bulan puasa menjadikan sebagian orang malas bergerak atau lesu. Hal ini dikarenakan pola makan yang akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari.
Sehingga kita wajib mempersiapkan lebih untuk menghadapinya, apalagi bulan puasa juga kurang dari satu bulan lagi.
Menurut Dr. Nia bugar adalah suatu kondisi di mana tubuh mampu melakukan aktivitas fisik dengan intensitas yang relatif tinggi tanpa merasa kelelahan ataupun mengalami gangguan fungsi fisiologis.
Setiap orang memiliki level kebugaran yang berbeda tergantung pada faktor-faktor internal maupun eksternal, seperti nutrisi, frekuensi latihan, usia, dan sebagainya.
“Saat duduk mungkin kita terlihat sama-sama sehat. Tapi begitu kita beraktivitas fisik, terlihatlah kualitas kebugaran kita. Orang sehat belum tentu bugar, tapi orang bugar sudah pasti sehat,” ujarnya.
Saat berpuasa nanti, kebugaran tubuh secara alami akan menurun pada waktu-waktu tertentu akibat jeda asupan makanan dan minuman.
Hal ini ditunjukkan dengan adanya respon fisiologis di mana tubuh menjadi terasa lemas. Oleh sebab itu bila tidak dilatih sebelum puasa begini nanti badan akan tidak terbiasa.
Sementara Dr. Fahmi menuturkan bahwa kondisi ini sangat normal dan tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya. Kuncinya adalah pengelolaan asupan makanan saat berbuka puasa dan sahur.
“Apa lagi dipersiapkan dari sekarang ya tambah bagus,” urainya.
Maka dari itu, penting untuk tetap menjaga kebugaran tubuh saat sebelum atau saat puasa melalui aktivitas fisik yang disesuaikan dengan kemampuan tubuh tiap individu.
Untuk itu seseorang hendaknya mempersiapkan diri dari sekarang untuk menjalankan ibadah berpuasa mendatang. Aktivitas fisik yang dilakukan sebaiknya memenuhi prinsip ATM (aman, terukur, menyenangkan).
Jenis olahraga yang direkomendasikan misalnya jalan kaki dan jogging.
Lebih lanjut, asupan makanan juga perlu diperhatikan untuk memelihara kebugaran tubuh sebelum berpuasa nanti.
Makanan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka harus memiliki kandungan gizi yang lengkap dan seimbang, seperti karbohidrat kompleks, protein, lemak, dan serat.
Pengukuran kuantitas sumber makanan juga sebaiknya disesuaikan dengan kebutuhan tubuh agar pemenuhannya tidak berlebihan ataupun kekurangan.
“Persentase kebutuhan asupan gizi setiap orang tidak bisa disamakan karena ukurannya sesuai dengan berat badan,” jelas Fahmi.
Selain itu, hal aspek psikologis juga tidak kalah penting dari aspek fisik. Dalam hal ini, kita perlu mengatur emosi dan suasana hati untuk mempersiapkan berpuasa nanti. Karena kondisi stress secara tidak langsung juga akan berpengaruh pada kebugaran tubuh.
Orang yang sedang stress memiliki kecenderungan untuk menghindari aktivitas fisik serta tidak menjaga asupan makanan yang masuk ke tubuhnya. Hal inilah yang kemudian akan mengarah pada indikasi-indikasi penurunan kebugaran dan kesehatan saat berpuasa nanti. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)