MALANG POST – Masalah terbesar bagi Arema FC, sepanjang lima laga dalam besutan pelatih Portugal, Jose Manuel Gomes da Silva, adalah soal penyelesaian akhir.
Bagaimana tidak, sudah lima laga di putaran kedua Liga 1 musim 2024/2025, Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan, dipimpin Ze Gomes. Tetapi baru tiga gol yang bisa dibuat. Sedangkan gawang Arema FC, justru sudah kebobolan sembilan gol.
Rinciannya, kalah 0-2 dari Dewa United, kalah 1-3 dari Borneo FC, kembali kalah 1-3 dari Persib Bandung. Lalu menang 1-0 lawan Bali United dan terakhir Senin (10/2/2025) kemarin, bermain imbang 1-1 lawan PSM Makassar.
Dengan agregat 3-9, jelas menjadikan pundi-pundi gol Arema FC hanya menyisakan +1. Secara keseluruhan agregatnya adalah 31-30. Yang menempatkan Arema FC berada di peringkat ke-10, dengan 32 poin. Dari hasil sembilan kali menang, lima kali imbang dan delapan kali kalah.
Meski yang menarik, antara peringkat ke-7 yang dihuni Borneo FC, hingga peringkat ke-11 dengan penghuninya PSM Makassar, sama-sama mengemas 32 poin. Perbedaannya hanya ada pada agregat gol.
Titik kelemahan itulah, yang dicoba terus diperbaiki oleh pemain 48 tahun ini. Apalagi setelah melihat statistik saat menjamu PSM Makassar, ketika Arema FC banyak memiliki peluang dan kreasi, tetapi hanya satu gol yang berhasil dibuat.
“Kami harus memperbanyak latihan finishing dalam latihan. Banyak peluang tidak bisa dibuat gol.”
“Harusnya kita menang (lawan PSM). Di babak pertama kita mendominasi. Babak kedua, paling tidak punya delapan peluang. Tapi nyatanya kita bermain imbang,” kata Ze Gomes, selepas menjamu PSM Makassar, di pekan ke-22, Senin (10/2/2025) kemarin di Stadion Gelora Soepriadi, Kota Blitar.
Wajar jika usai pertandingan, pelatih berlisensi UEFA Pro ini sempat geram. Penyebabnya, pemain-pemain Arema FC dinilai banyak membuang peluang emas, dalam sebuah kreasi serangan.
Penyebabnya adalah penyelesaian akhir yang buruk. Menjadikan peluang itu tidak bisa dikonversi menjadi gol. Kecuali satu-satunya gol yang dibuat Pablo Oliveira di menit ke-66. Gol itu, sekaligus gol penyeimbang dan penyelamat Arema FC dari kekalahan.
“Arema FC adalah tim besar. Jadi pemain-pemain harus mau bekerja ekstra keras.”
“Soal kesulitan untuk mencetak gol itu, akan kita perbaiki dalam latihan. Dengan memperbanyak latihan finishing touch,” sebut Ze Gomes.
Sementara itu, satu-satunya gol yang tercipta bagi Arema FC dalam laga tersebut, diciptakan pemain asal Brasil, Pablo Oliveira.
Gol itu terjadi, ketika Arema FC dalam posisi tertinggal 0-1, lewat gol yang dibuat striker PSM, Nermin Haljeta, di menit ke-62.
Pablo memanfaatkan bola hasil tendangan penjuru, yang diambil oleh Arkhan Fikri, hanya selang dua menit setelah PSM mencetak gol.
Bola lambung itu, berhasil ditanduk Pablo Oliveira, yang tidak mendapatkan kawalan berarti. Kiper PSM, Reza Arya, juga tidak mampu menghalau bola hasil tandukan kepala Pablo.
Gol pemain bernomo 32 itu, benar-benar menjadi gol terakhir di laga yang digelar di Stadion Soepriadi, Kota Blitar tersebut. Sekaligus memaksakan laga berakhir dengan skor imbang 1-1 (0-0).
Pablo mencetak gol pertamanya setelah penampilan ke-20 bersama Arema FC. Tepatnya genap 178 hari setelah resmi dikenalkan sebagai rekrutan anyar Arema musim ini, pada 17 Agustus 2024 lalu.
Pemain berusia 29 tahun itu, menjadi pemain ke-10 yang berhasil mencetak gol untuk Arema FC di Liga 1 2024-2025. Golnya itu sekaligus menjadi gol ke-31 Arema ke gawang lawan musim ini.
Sejauh ini, Pablo sudah 1.626 menit berada di lapangan berseragam Arema FC. Dalam 20 penampilannya, Pablo selalu bermain sebagai starter atau tak pernah menghangatkan bangku pemain cadangan. (*/Ra Indrata)