![](https://malang-post.com/wp-content/uploads/2025/02/WhatsApp-Image-2025-02-10-at-19.26.35_ef14b786.jpg)
MENANGIS: Pablo Oliveira, menyelamatkan muka Arema FC, lewat gol penyeimbangnya, yang dicetak menit ke-68. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Bermain melawan 10 pemain sejak menit ke-81, tapi Arema FC tidak mampu memanfaatkan peluang tersebut. Di pekan ke-22 Liga 1 musim 2024/2025, yang berlangsung di Stadion Gelora Soepriadi, Kota Blitar, Arema FC harus puas berbagi poin. Skor akhir 1-1 (0-0) saat menjamu PSM Makassar.
Bahkan skuadra Singo Edan tertinggal terlebih dahulu. Striker PSM, Nermin Haljeta, mampu memanfaatkan umpan lambung dari sektor kiri pertahanan Arema FC, di menit ke-64.
Bola lambung itu, tidak sampai menyentuh lapangan, langsung diarahkan lewat tendangan voli menuju ke pojok kiri gawang Arema FC, yang dikawal Lucas Frigeri. Kiper asal Brasil itu hanya terpukau melihat bola masuk ke gawang.
Tapi keunggulan tim tamu hanya bertahan dua menit. Tepatnya di menit ke-66, gelandang bertahan, Pablo Oliveira, berhasil memanfaatkan tendangan penjuru yang diambil Arkhan Fikri. Tandukannya tidak mampu diblok kiper PSM, Reza Arya Pratama.
Itu adalah gol perdana gelandang asal Brasil, dalam musim pertamanya bersama Arema FC. Sekaligus di musim perdananya bermain di kompetisi kasta tertinggi di Indonesia.
Sayangnya gol tunggal pemain bernomor punggung 32 itu, menjadi satu-satunya gol yang bisa dibuat pemain Arema FC. Sekaligus memperpanjang rekor, Arema FC hanya mampu mencetak satu gol di setiap pertandingan, sepanjang dibesut oleh Jose Manuel Gomes da Silva.
Padahal di laga yang dipimpin wasit Asep Yandis itu, Arema FC kembali memasang duet striker andalan. Dalberto Luan Belo dan Charles Lokoli Ngoy. Masih ditambah dengan Salim Akbar Tuharea, untuk menempati posisi striker bayangan.
Nyatanya, penyelesaian akhir Arema FC, tetap menjadi masalah yang belum terpecahkan. Lantaran banyak peluang berhasil mereka ciptakan, tapi hanya satu gol yang bisa dicetak lewat open play.
Catatan statistik pertandingan yang dilansir PT Liga Indonesia Baru, di laga yang ditonton langsung 201 suporter tersebut, penguasaan bola Arema FC mencapai 60 persen. Ditambah 13 total tembakan dan tujuh diantaranya mengarah ke gawang.
Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan, juga bisa membuat 10 kreasi peluang. Meski pada akhirnya, hanya satu gol yang bisa dihasilkan dari banyaknya peluang dan kreasi tersebut.
Bandingkan dengan PSM Makassar. Mereka hanya 40 persen menguasai bola. Lalu dari delapan total tembakan, hanya ada satu yang mengarah ke gawang. Tapi satu-satunya tendangan itu, justru bisa menghasilkan gol.
Pelatih Ze Gomes memang sempat banyak melakukan pergantian pemain, selepas Albertine Joao Pereira alias Baloteli, dikartumerah langsung oleh wasit Asep Yandis.
Pemain PSM yang baru bergabung di putaran kedua tersebut, terbukti menginjak kaki kapten tim Arema FC, Johan Alfarizie. Melalui pengecekan VAR on field, terlihat jelas pemain bernomor punggung 87 itu, secara sengaja menginjak paha Johan Alfarizie bagian belakang.
Ketika bermain dengan 10 pemain itulah, banyak peluang dihasilkan Arema FC. Meski tetap saja tidak ada lagi tambahan gol.
Salah satunya terjadi saat injury time. Ketika dalam sebuah tendangan penjuru, umpan lambung yang dikirimkan Pablo Oliveira, berhasil ditanduk oleh Johan Alfarizie. Tetapi Reza Arya sukses memblok tandukan itu.
Setelah bola berhasil blok, sebenarnya kembali menjadi peluang bagi Arema FC. Karena bola liar itu jatuh ke kaki Wiliam Moreira, yang berada di sektor kiri pertahanan PSM.
Dengan menggiring bola menuju ke titik depan gawang PSM, Wiliam Moreira melepaskan tendangan keras. Tapi lagi-lagi Reza Arya berhasil menunjukkan kelasnya. Gerakan refleknya untuk menghadang bola, menjadikan gawangnya aman dari kebobolan lagi.
Dan dua peluang terbaik berturut-turut itu, sekaligus menjadi peluang terakhir Arema FC, dalam laga yang diwarnai dengan enam kartu kuning dan satu kartu merah tersebut. (Ra Indrata)