MALANG POST – Hujan dengan intensitas tinggi terus-terusan melanda Kota Batu dalam beberapa hari terakhir ini. Akibatnya bencana alam berupa tanah longsor mengepung Kota Batu. Bencana itu terjadi akibat kondisi tanah jenuh air.
Setidaknya ada tiga titik lokasi di dua kecamatan Kota Batu terkena bencana alam tanah longsor. Lokasi pertama di Dusun Kedung, Desa Giripurno, Kecamatan Bumiaji.
“Hujan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Batu mengakibatkan debit air meningkat. Sehingga menyebabkan saluran irigasi tergerus dan menyebabkan plengsengan teknis penahanan saluran irigasi longsor,” ujar Kalaksa BPBD Kota Batu, Agung Sedayu, Selasa (14/1/2025).
Saluran irigasi yang ambrol itu berdimensi panjang 2 meter dan lebar 1 meter. Akibatnya lahan pertanian milik salah satu warga bernama Rismi terdampak, dengan kerusakan luasan sekitar 10 meter persegi.
Dari peristiwa itu, BPBD Kota Batu merekomendasikan kepada dinas terkait untuk melakukan perbaikan plengsengan teknis. Kemudian melakukan pembuatan saluran baru atau sodetan aliran irigasi.
Selanjutnya, titik ke dua berada di Jalan Bromo, Gang 2, Kelurahan Sisir, Kecamatan Batu. Akibat hujan intensitas tinggi yang mengguyur Kota Batu, mengakibatkan saluran drainase atau gorong-gorong tak mampu menampung volume air.
“Karena sudah tak bisa menampung volume air. Menyebabkan saluran drainase longsor dengan dimensi gorong-gorong 30 centimeter dan panjang 23 meter,” katanya.
Dampak akibat peristiwa tersebut, saluran drainase ambles. Serta membuat aktivitas warga menjadi terganggu. Dalam peristiwa itu, BPBD telah melakukan kaji cepat dan pemasangan garis pengaman.
“Dari peristiwa tersebut, BPBD merekomendasikan kepada pihak terkait untuk segera melakukan perbaikan saluran drainase dan pembuat bak kontrol,” kata Agung.
Di titik ke tiga, tanah longsor terjadi di Sungai Paron, Jalan Panderman, Dusun Gerdu, Kecamatan Bumiaji. Karena hujan intensitas tinggi, menyebabkan plengsengan non teknis dengan dimensi panjang 15 meter, tinggi 2,5 meter dan lebar 2 meter mengalami longsor.
“Akibat dari peristiwa tersebut, material longsor menutup sebagai aliran Sungai Paron,” ungkapnya. Agar peristiwa tersebut tak terulang, pihaknya merekomendasikan kepada dinas terkait untuk melakukan pembangunan plengsengan teknis.
Lebih lanjut, Agung Sedayu juga menyampaikan, tak ada korban jiwa dari peristiwa tersebut. Dalam proses penanganan bencana ini, BPBD turut dibantu relawan, warga dan FPRB. (Ananto Wibowo)