
GAGAL: Charles Lokoli Ngoy paling tidak memiliki beberapa peluang emas. Dua diantaranya berhasil di blok oleh kiper Dewa United. Menjadikan Arema FC gagal mencetak gol. (Foto: Arema Official)
MALANG POST – Gol cepat yang dibuat Alex Martins di menit ke-8 dan kegagalan Arema FC untuk menguasai lini tengah, menjadi kambing hitam kekalahan 0-2 yang diterima Arema FC. Saat skuadra Singo Edan itu, dijamu Dewa United di pekan ke-18, Sabtu (11/1/2025) di Stadion Pakansari, Bogor.
Pelatih Arema FC, Ze Gomes berkilah, akibat gol tandukan kepala Alex Martins, memanfaatkan umpan langsung yang dikirimkan Egy Maulana Vikri, sangat menganggu pemainnya. Apalagi gol itu dirasakan terlalu mudah diciptakan Dewa United.
Dalam post match press conference, pelatih yang punya nama lengkap Jose Manuel Gomes da Silva itu menyebut, pendeknya waktu persiapan menjadikan pihaknya belum banyak memahami kemampuan pemain-pemain Arema FC.
Meski hal itu masih dianggap lumrah untuk seorang pelatih baru. Utamanya saat harus beradaptasi dengan tim yang sudah terbentuk cukup solid, tetapi Ze Gomes tetap tidak mampu meramu formasi yang ideal.
“Waktunya terlalu dekat. Kami butuh mengetahui pemain-pemain. Tetapi mereka sudah bermain bagus. Mereka sudah mengikuti instruksi seperti saat latihan,” kata Ze Gomes, Sabtu (11/1/2025) malam.
Tetapi karena ada gol cepat itulah, yang menjadikan permainan Arema FC cukup terganggu. Dalam kacamata Ze Gomes, setelah Alex Martins mencetak gol, Johan Ahmat Alfarizie dan kawan-kawan, justru sering melakukan kesalahan.
Hal itu lebih diperparah dengan keberhasilan Dewa United, untuk menguasai lini tengah. Duet Hugo Gomes dan Alexis Messidoro, yang sangat dominan di lini tengah, menjadikan Arema FC kesulitan untuk memberikan umpan kepada para striker mereka.
“Pada babak pertama, Dewa United mendominasi sektor gelandang. Jujur gol pertama mereka sedikit mengganggu.”
“Lini tengah mereka juga sangat mendominasi. Kondisi tersebut sangat menyulitkan kami untuk melakukan serangan,” kata Ze Gomes.
Karena itulah, meski Arema FC berupaya keras untuk terlindar dari kekalahan. Namun apapun strategi yang dipakai Ze Gomes di Stadion Pakansari, tidak membuat Singo Edan berhasil mencetak gol.
Bahkan setelah memasukkan tiga pemain baru di babak kedua. Yakni Hamzah Titofani, Samuel Balinsa dan disusul Dedik Setiawan. Nyatanya juga tidak bisa mengubah pola permainan Arema FC yang cukup monoton.
“Pada awal babak kedua, masuk dua pemain (Hamzah Tito dan Balinsa), lalu masuk lagi satu pemain (Dedik Setiawan). Kami jadi punya banyak kesempatan mencetak gol. Sayangnya kami malah kebobolan lagi,” tandas pelaih 48 tahun ini.
Jika melihat statistik pertandingan, Arema FC sebenarnya cukup memberikan perlawanan. Paling tidak, Singo Edan memiliki enam kali shoot on target dari total 16 kali tembakan. Jauh lebih tinggi dibanding Dewa United yang hanya memiliki empat peluang ke gawang, dari total hanya 13 kali tembakan.
Tetapi dari sisi ball possesion, terlihat jika Arema FC hanya memiliki 43 persen. Sedang tuan rumah, menguasai 57 perser penguasaan bola.
Pun jika melihat formasi yang digunakan, Arema FC tak banyak mengubah formasi, dari saat masih dipegang karteker pelatih Kuncoro.
Menggunakan duet striker Dalberto Luan Belo dan Charles Lokoli Ngoy di lini depan. Hasilnya, mereka tak sanggup merobek gawang Dewa United.
“Mungkin kita kurang beruntung saja. Karena sebenarnya kita juga punya banyak peluang,” kata Samuel Balinsa, gelandang Arema FC.
Apalagi, kata pemain yang masuk di babak kedua ini, Arema FC juga sudah melakukan banyak upaya untuk mencetak gol balasan. Tembakan demi tembakan dilesakkan ke arah gawang Dewa United.
Tetapi penampilan cemerlang Sonny Stevens, juga menyumbang andil atas keberhasilan Dewa United memenangkan pertandingan. Paling tidak, ada empat kali blok krusial yang dilakukan kiper dengan tinggi 193 cm ini. (Ra Indrata)