MALANG POST – Dekan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Islam Malang (Unisma), Dr. drh. Nurul Humaidah, M.Kes mengingatkan, wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang akan terus merebak jika penanganan masif tak berjalan.
Dr Nurul menyatakan, PMK akan selalu terjadi jika program vaksinasi tidak tuntas sepenuhnya pada seluruh ternak yang ada di Indonesia.
Seperti diketahui, saat ini PMK kembali merebak di Indonesia. Sejumlah daerah sudah melaporkan kasus PMK, termasuk di wilayah Jatim.
Program vaksinasi yang tuntas sebenarnya bisa mencegah munculnya kembali wabah PMK.
“Maksudnya adalah program vaksinasi ini harus dilakukan rutin minimal enam bulan sekali selama lima tahun sehingga diperoleh kekebalan merata,” ujarnya dalam keterangan tertulis kepada Malang Post.
Menurutnya, faktor musim juga mempercepat munculnya kembali PMK, sebab kondisi kesehatan atau kekebalan ternak yang turun kemudian terpapar dengan virus yang ada di sekitar lingkungannya.
“Ternak yang telah sembuh dari PMK sebenarnya dalam tubuhnya masih terdapat virus PMK yang ‘ngendon’ selama kurang lebih 2 tahun.”
“Ini bisa sebagai sumber penularan yang diperberat kondisi cuaca yang ekstrem dan vaksinasi yang belum tuntas atau sempurna,” terangnya.
Maka perlu dilakukan biosecurity yang ketat pada area kendang. Selain itu jangan sembarangan orang boleh masuk ke kandang untuk memperbaiki kekebalan tubuh ternak dengan pakan berkualitas, serta perlu melakukan pemeliharaan ternak yang baik agar tidak mengakibatkan stres pada ternak.
“Saran untuk Dinas Peternakan sebaiknya segera memberikan informasi yang masif tentang pemahaman reoutbreak lagi PMK sekaligus pencegahan dan pelaporan jika muncul kasus PMK di wilayah masing-masing,” jelasnya.
Pihaknya menegaskan, dinas perlu melakukan koordinasi dengan pihak-pihak yang dapat membantu dalam pelaksanaan pencegahan PMK, dan segera melakukan pengadaan, pendistribusian dan pelaksanaan revaksinasi ulang.
“Diharapkan semua lapisan peternak dapat mengakses vaksinasi ulang PMK,” tandasnya. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)