MALANG POST – Jajaran Polda Jatim bersama Polres Batu terus berupaya melakukan penyelidikan mendalam, guna mengetahui penyebab pasti kecelakaan beruntun bus pariwisata bernopol DK 7942 GB di Kota Batu pada, Rabu (8/1/2025) sekira pukul 19.15 WIB.
Dari hasil penyelidikan awal, Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin menyatakan, tipe kecelakaan tersebut merupakan laka beruntun. Diawali dari kendaraan bus yang hendak masuk Jalan Imam Bonjol.
“Kendaraan masuk Jalan Imam Bonjol dan terhenti di Jalan Pattimura,” tutur Kombes Komarudin, Kamis (9/1/2025).
Dari peristiwa itu, keseluruhan korban ada sebanyak 14 orang. Diantaranya, empat orang meninggal dunia, dua luka berat dan sisanya luka ringan.
“Sampai saat ini kami masih terus melakukan penyelidikan faktor penyebab kecelakaan,” ujarnya.
Dari proses penyelidikan awal ini, pihaknya menemukan sejumlah fakta-fakta baru. Berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan, fakta pertama, bus tersebut ternyata surat izin angkutnya sudah kadaluarsa sejak 26 April 2020 lalu.
“Fakta ke dua, uji berkala kelayakan kendaraan atau uji KIR juga sudah mati sejak 15 Desember 2023,” tuturnya.
JELASKAN: Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin saat menjelaskan penyebab peristiwa laka maut di Kota Batu. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Fakta berikutnya, diketahui mulai dari titik nol di kawasan Jalan Imam Bonjol, berdasarkan keterangan sopir tidak bisa mengendalikan laju kendaraan karena gagalnya fungsi pengereman.
“Dari titik awal hingga bis berhenti, jaraknya sekitar 2,3 kilometer. Melalui dua ruas jalan, Jalan Imam Bonjol dan Jalan Pattimura,” ujarnya.
Dari jarak tersebut, ada tujuh lokasi titik tabrakan. Di titik pertama dan ke dua berada di Jalan Imam Bonjol. Kemudian titik ke tiga dan selanjutnya ada di Jalan Pattimura. Akibatnya enam kendaraan roda dua dan enam kendaraan roda empat mengalami rusak berat.
“Proses pemeriksaan terus kami lakukan. Sopir memberikan keterangan jika tidak mampu memfungsikan rem mulai Jalan Imam Bonjol hingga Pattimura,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Kombes Komarudin juga menyampaikan, saat ini tim ahli juga tengah melakukan pendalaman, dengan melakukan ramcek. Ini dilakukan guna mengetahui faktor apa penyebab kecelakaan tersebut dan siapa yang harus bertanggungjawab.
“Tim terus melakukan penyelidikan dengan proses scientific dengan menerjunkan tim ahli. Ini dilakukan guna mengetahui faktor apa penyebab kecelakaan tersebut. Apakah faktor kendaraan, human eror, infrastruktur ataupun faktor alam nanti bisa diketahui,” paparnya.
Dengan teknologi yang dimiliki, nantinya kecepatan bus akan diketahui, mulai dari titik nol rem tidak berfungsi sampai bus berhenti.
Disisi lain, berdasarkan pengamatan video, terlihat lampu bis masih menyala, menurut Kombes Komarudin ini menandakan sopir masih berusaha melakukan pengereman namun tidak berhasil.
“Dengan kondisi itu, sopir telah berkomunikasi dengan kenek. Lalu kenek bus meminta penumpang untuk pindah ke bagian belakang bus,” ungkapnya.
Di Jalan Imam Bonjol, ketika mengetahui pengereman tidak berfungsi, bus banting ke kiri dan menabrak bahu jalan. Namun bus terus meluncur ke bawah dengan sudut elevasi 5-7 derajat.
“Ini masih kami dalami, dalam situasi tersebut, kondisi perseneling masuk atau netral. Kami masih menunggu hasil dari tim ahli,” imbuhnya. (Ananto Wibowo)