MALANG POST – Diperlukan persiapan matang, di tengah beragamnya anak-anak, agar program makan bergizi gratis (MBG) bisa sukses digelar dan sesuai dengan target.
Karena MBG merupakan salah satu program andalan Presiden Prabowo Subianto, bersama kabinet merah putih.
Agustina, salah satu wali murid, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, menjelaskan, anak-anak itu beragam di sekolah. Ada yang memang memilih dalam makanan, atau bahkan ada yang alergi terhadap makanan tertentu.
“Mengingat saat ini masih diselenggarakan di beberapa sekolah di wilayah Kabupaten Malang dan belum untuk Kota Malang, alangkah lebih baik kalau diperhatikan menunya,” katanya.
Agustina menambahkan, ketika tidak memungkinkan penyelenggara untuk mengcover hal-hal khusus seperti ini, maka peran orang tua disini yang penting. Yaitu dengan memberikan pemahaman kepada anaknya dari rumah.
Sementara ahli gizi, Suci Latifah menjelaskan, MBG sebenarnya sebagai program bagus dari pemerintahan Prabowo Subianto. Karena tidak semua anak, setiap pagi biasa sarapan.
“Ada dari mereka, berasal dari golongan yang tidak terbiasa sarapan. Kemudian siang harinya justru jajan sembarangan dan bahkan kurang bergizi,” kata Suci.
Pihaknya juga menjelaskan, ketika anak-anak pagi hari tidak sarapan dan siangnya makan makanan sembarangan, bisa berakibat anemia. Kondisi tersebut akan mempengaruhi tumbuh kembangnya. Termasuk daya menangkap pelajaran di sekolah.
“Kalau melihat konsep makan bergizi gratis sendiri, sebenarnya sudah bagus. Hanya saja ke depan perlu di cover dengan baik. Mulai dari protein, serat dan karbohidratnya.”
“Perlu diketahui, pemenuhan protein dari daging sapi atau ayam saja, masih kurang. Sehingga untuk penambahan bisa dengan diberikan telur juga,” katanya. (Wulan Indriyani/Ra Indrata)