MALANG POST – Sebagai langkah untuk mengejar pertumbuhan ekonomi, menuju ke target delapan persen seperti disampaikan Presiden Prabowo Subianto, adalah melalui digitalitasi. Salah satu sektor yang mendesak untuk dilakukan digitalisasi adalah UMKM yang ada di Indonesia.
Dalam konteks itulah, Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid, berkunjung ke Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Sabtu (4/1/2024) kemarin. Sekaligus menggelar Literasi Digital UMKM bersama Kemkomdigi RI ‘Upscalling UMKM dan Digitalisasi UMKM’.
Apalagi menurut Menteri Meutya, Kota Malang juga menjadi salah satu daerah, dengan indeks digitalisasi terbaik di Indonesia. Kehadirannya, untuk melihat kesiapan UMKM menghadapi era digitalisasi khususnya kecerdasan artifisial.
“Kalau kita mau mencapai target pertumbuhan ekononi seusai target Presiden Prabowo, kita harus sasar daerah-daerah di luar ibu kota.”
“Daerah-daerah itu, kita dorong pertumbuhan ekonominya lebih cepat. Salah satunya dengan digitalisasi.”
“Karena ke depan eranya serba digital. Kalau kita tidak mengikuti, bisa-bisa kita akan tergulung. Jadi bapak ibu harus on board dulu, agar tidak ketinggalan,” tuturnya di hadapan sekitar 100 pelaku UMKM. Hadir untuk mendampingi Menkomdigi, Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono. Juga Sekda Kota Malang, Erik Setyo Santoso.
Hanya saja, untuk menuju era digital tersebut, kata mantan reporter ini, bukan untuk saing-saingan. Melainkan harus berkolaborasi. Karena jika UMKM percaya dengan digitalisasi, market atau pasar akan sangat luas. Caranya bertahan, adalah masuk ke digital dengan beramai-ramai.
“Digitalisasi sangat dibutuhkan dalam mendorong kemajuan bisnis. Seperti kata Bill Gates, bisnis tanpa digital hanya akan tergilas zaman.”
“Bahkan mohon maaf, mungkin 10 tahun atau 20 tahun, akan mati tergilas zaman. Downgrade, padahal kita mau upgrade. Jadi caranya upgrade itu dengan digital,” sebut politisi Partai Golkar ini.
Terlebih-lebih dalam kacamata mantan anggota DPR RI ini, Kota Malang memiliki bakat untuk pengembangan digitalisasi.
Sebagai Kota Pendidikan, katanya, Kota Malang memiliki perguruan tinggi yang juga turut mengembangkan dan memiliki pusat kecerdasan artifisial (Artificial Intelligence Center) yakni Universitas Brawijaya.
“Kami salut dan bangga, UMKM di Kota Malang juga sudah banyak yang menggunakan kecerdasan artifisial untuk membantu proses marketing, pembuatan konten dan narasi.”
“Itulah sebabnya, Kementerian Komdigi akan memperluas dan melakukan program pendampingan melalui UMKM Level Up.”
“Kita akan tambah lagi jumlah pendampingan di Kota Malang. Sekaligus juga memberikan komitmen waktu minimal enam bulan, sampai mereka terhubung dengan baik dengan marketplace,” sambung mantan jurnalis yang pernah disandera di Irak ini.
DI KABUPATEN MALANG: Menkomdigi Meutya Hafid, ketika berada di MTs Ibnu Sina untuk meninjau akses internet Bakti. (Foto: Istimewa)
Selepas berkunjung ke Kampung Wisata Keramik Dinoyo, dihari yang sama Menteri Meutya juga berkesempatan meninjau akses internet Bakti, di MTs Ibnu Sina di Desa Kidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang.
Peninjauan ini, katanya, untuk memastikan keterjangkauan dan pemanfaatan internet sehat bagi para pelajar. Sekaligus memastikan pemanfaatan internet yang sehat dan baik.
Menkomdigi sendiri, berkomitmen membangun akses internet BTS 4G di 5.400 madrasah dan tempat ibadah. Salah satunya di MTs Ibnu Sina, yang selama ini masih belum mendapatkan akses internet dengan baik.
“Kami mohon dukungannya, kita masih perlu membangun di banyak daerah lainnya di Indonesia. Khususnya di Indonesia timur.”
“Ini bisa dilakukan berjibaku bersama-sama, baik imelalui program pemerintah ataupun operator seluler swasta, yang juga kita dorong untuk masuk ke daerah-daerah yang memang belum terjamah akses internet,” jelas Meutya.
Selain itu di hadapan orang tua murid, menteri perempuan 46 tahun ini, tak lupa mengingatkan akan pentingnya mengawasi anak-anak, dalam penggunaan internet dan dampak buruknya. Seperti kecanduan permainan online dan konten-konten yang mengandung pornografi.
Kepada pemerintah daerah, pihaknya juga berpesan agar ikut mengawasi penggunaan internet di lembaga pendidikan tersebut. Ia berharap pemerintah kabupaten, kota, hingga provinsi dapat memantau langsung pemanfaatan akses internet agar tetap sehat dan produktif.
“Kita harus pastikan, akses internet ini digunakan untuk hal-hal yang baik. Jangan sampai internet yang kami pasang, justru digunakan untuk hal negatif. Seperti judi online atau konten yang merugikan,” kata mantan Ketua Komisi I DPR RI ini.
Karena pendekatan secara teknologi, tegasnya, sudah dilakukan oleh pemerintah. Tetapi untuk mengawasannya, tetap ada pada keluarga dan guru.
“Sebab kita semua tahu, meskipun situs-situs judi dan konten negatif diblokir, mereka akan selalu mencari celah. Maka, pengawasan itu harus dilakukan terus-menerus,” tutup alumni Universitas New South Wales ini. (Ra Indrata)