MALANG POST – Sebagai pemegang lisensi nama Arema yang sah, PT AABBI (Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia), sangat serius melakukan proteksi. Yakni dengan melayangkan somasi, kepada tiga klub sepakbola, yang menggunakan nama Arema.
Hanya saja, dari tiga klub sepakbola yang mendapatkan somasi, tinggal satu klub yang belum memberikan jawaban. Karenanya, PT AABBI bakal menyiapkan langkah hukum.
“Sampai saat ini, somasi kedua kami belum mendapat jawaban resmi. Baik dari Asprov PSSI Jatim dan salah satu klub sepakbola yang kami somasi.”
“Jika somasi kedua tidak diindahkan, maka kami akan melakukan pelaporan kepada aparat penegak hukum (APH), sesuai yang diamanatkan undang-undang,” kata Adi Ismanto, Direktur Legal PT AABBI.
PT AABBI dan Arema FC sendiri mengakui, setelah pihaknya memberikan somasi kepada Arema Indonesia (xxxxx Indonesia), banyak reaksi muncul di publik. Kenapa baru sekarang somasi tersebut dilakukan.
“Perlu diketahui, PT AABBI dan Arema FC sudah beberapa kali mengupayakan jalur kekeluargaan. Namun, tidak ada titik temu,” katanya.
Sebelumnya, pembenahan secara bertahap dilakukan PT AABBI (Arema Aremania Berprestasi Indonesia). Perusahaan yang menaungi Arema FC tersebut, membuat perbaikan di semua lini. Hasilnya terlihat dari kepanpelan, ticket management system hingga team management.
General Manager Arema, Yusrinal Fitriandi menyampaikan, perubahan itu merupakan hasil dari pertemuan internal bersama BOD (Board of Directors).
“Pasca Tragedi Kanjuruhan, semua berbenah. Mulai dari federasi, operator Liga hingga klub-klub di Indonesia. Dalam 2 tahun terakhir, PT AABBI sudah memperlihat hasil dari pembenahan tersebut,” jelasnya.
Beralih ke legalitas, beberapa hari ini nama Arema jadi perbincangan hangat di publik. Tak lain karena Asprov PSSI Jawa Timur, mengapus nama Arema di klub yang jadi anggotanya.
Seperti Arema Indonesia yang bermain di Liga 4, Akademi Arema Ngunut sebagai anggota Asprov PSSI Jawa Timur. Selain itu, ada juga Putra Arema sebagai SSB yang terafiliasi PSSI Jatim. Dalam situs pssijatim.com, nama “Arema Indonesia” diganti dengan xxxxx Indonesia.
Perubahan tersebut, merupakan imbas dari somasi dari PT Arema Aremania Bersatu Berprestasi Indonesia (AABBI) yang menaungi Arema FC. Sebab, PT AABBI merupakan pemegang nama Arema yang sah dan telah terdaftar di Kementrian Hukum dan HAM. Dengan nomor pendaftaran IDM00065610, tertanggal 20 September 2019, nomor pengumuman BRM1715A, tanggal 13 Maret 2017.
“Terkait somasi perihal penggunaan pencantuman nama Arema, khususnya di bidang penamaan yang berhubungan dengan sepakbola, ini adalah bentuk corporate action. Khususnya dibidang legal.” kata Adi Ismanto, Direktur Legal PT AABBI.
Perlu diketahui, PT AABBI jadi pemegang yang sah nama Arema sejak 2017. Karena itu, ada hak untuk melakukan somasi jika ada yang menggunakan nama Arema tanpa seizin PT AABBI. Seperti yang dilakukan oleh tiga tim sepakbola di lingkup Asprov PSSI Jatim.
Saat ini, Akademi Arema Ngunut dan SSB Putra Arema sudah memberikan respon terkait somasi tersebut. Akademi Arema Ngunut memberikan surat balasan pada 17 Desember 2024. Mereka akan mengubah nama Akademi tanpa menggunakan Arema. Sementara Putra Arema memberikan surat balasan pada 19 Desember 2024. Dalam suratnya, disampaikan bahwa SSB tersebut tidak keberatan dan akan menggantinya dengan nama lain.
Beberapa waktu lalu, legal PT AABBI melayangkan somasi kedua tertanggal 24 Desember 2024 kepada xxxxx Indonesia. Karena tim yang bermain di Liga 4 itu belum memberikan respon atas somasi pertama tertanggal 12 Desember 2024.
Sedangkan Asprov PSSI Jatim juga mendapatkan somasi kedua. Sebagai bentuk penegasan agar tidak ada lagi anggotanya yang menggunakan nama Arema untuk berlaga di Liga 4. Ini dilakukan sebagai bentuk proteksi atas nama Arema. Terutama di lingkungan sepakbola tanah air.
Saat ini, PT AABBI masih menunggu respon atas somasi kedua yang dilayangkan kepada xxxxx Indonesia dan Asprov PSSI Jatim. Karena hal itu akan menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil oleh legal action PT AABBI. Akankah berlanjut ke upaya hukum atau tidak, bergantung pada respon dari pihak tersebut.
“Nama Arema tentu harus diproteksi. Kami berupaya semaksimal mungkin menjaga image Arema sebagai tim profesional. Ini jadi sebuah kewajiban juga. Jangan sampai banyak nama Arema tapi justru melekatkan image yang kurang bagus,” lanjut Adi Ismanto. (*/Ra Indrata)