MALANG POST – Pengembangan pariwisata tak melulu harus merubah suatu hal yang telah ada sebelumnya. Konsep ini yang dilakukan oleh Durian Fantasi (Dufan) dalam mengembangkan theme park agrowisata di Kota Batu.
Berada di tengah kota, tepatnya di Jalan Abdul Gani Atas, Kelurahan Ngaglik, Dufan menawarkan agrowisata berbasis durian. Raja buah itu dipilih sebagai ikon utama karena di lokasi tersebut telah ditanam durian sejak sebelum dibangunnya Dufan.
“Ini merupakan salah satu contoh bahwa membangun pariwisata tidak harus merubah fungsi. Di lokasi ini awalnya ada durian, ya itu yang kami manfaatkan, hingga menjadi nama Dufan,” tutur Konseptor Dufan, Sudjono Djonet, Rabu (25/12/2024).
Dalam mengkonsep Dufan, Djonet ingin membangun potensi yang telah ada sebelumnya. Dengan memanfaatkan lahan seluas 5.000 meter persegi, dia berhasil menyulap kebun durian biasa menjadi agrowisata edukasi yang instagramable.
“Disini kami juga menawarkan keindahan alam Kota Batu dari ketinggian,” imbuhnya.
Di Dufan, pihaknya ingin mendekatkan dan mengedukasi anak-anak tentang agrowisata yang dikemas dengan suasana baru, serta ditunjang teknologi lighting modern.
“Fantasinya bisa benar-benar dinikmati saat malam hari. Kalau siang kami tawarkan panorama alam,” katanya.
AGROWISATA: Dufan menjadi agrowisata terbaru di Kota Batu, dengan menawarkan suasana bart makan durian. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
Di lokasi tersebut, disajikan menu andalan berbagai macam olahan durian. Diantaranya seperti ketan durian, pancake durian, kolak durian dan berbagai olahan durian lainnya. Bagi pengunjung yang tidak suka durian, juga disuguhkan menu lainnya.
“Di Dufan kami tawarkan sesuatu yang berbeda. Kalau dulu makan durian di pinggiran jalan, sekarang bisa makan durian di kebun yang berada di tengah kota,” katanya.
Lebih lanjut, pria asal Desa Gunungsari itu menyampaikan, Kota Batu sebagai Kota Agropolitan, sebenarnya memiliki potensi untuk dibangun Dufan-dufan lainnya, dengan mengangkat potensi lokal yang telah ada.
Contohnya seperti di Desa Pandanrejo yang telah tersohor dengan potensi stroberi, kemudian di Desa Sumberbrantas yang terkenal dengan pertanian kentangnya. Potensi itu dapat dikembangkan menjadi agrowisata edukasi.
“Kami berharap, hadirnya Dufan bisa menginspirasi hal tersebut. Kemudian bisa kolaborasi dengan investor dengan menawarkan potensi yang ada di Kota Batu,” tuturnya.
“Contohnya sudah ada, dengan lahan 5.000 meter persegi ternyata bisa dimanfaatkan menjadi tempat seindah ini. Bayangkan kalau kami punya hamparan bunga mawar dan sayur mayur yang luas,” terang dia.
Wisatawan yang datang ke Dufan hanya dikenakan tiket masuk sebesar Rp15 ribu, dengan cashback berupa voucher makan sebesar Rp5 ribu. Setiap harinya Dufan buka mulai pukul 14.00 hingga 22.00 WIB.
“Harga durian di sini sama dengan kaki lima namun menawarkan suasana makan durian bintang lima. Durian-durian yang disajikan merupakan durian premium seperti durian montong dan lainnya,” kata Djonet.
Disisi lain, di wahana yang dibangun selama delapan bulan itu. Juga berhasil menyerap tenaga kerja lokal Kota Batu. “Disini tenaga kerja 98 persen merupakan masyarakat Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)