MALANG POST – Mengunjungi situs sejarah ibarat membuka buku sejarah hidup. Kita bisa membayangkan kehidupan di masa lampau, budaya dan peristiwa penting yang membentuk dunia saat ini.
Bangunan-bangunan bersejarah seringkali memiliki arsitektur unik yang mencerminkan zamannya. Ini adalah perpaduan indah antara seni dan teknologi masa lalu.
Di Kota Batu, ada salah satu situs sejarah yang akan dikembangkan menjadi objek wisata pada Tahun 2025 mendatang. Situs itu adalah Situs Pendem, lokasinya di Desa Pendem, Kecamatan Junrejo, Kota Batu.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu, Arief AS Siddiq menyatakan, pada Tahun 2025 mendatang, pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk mengembangkan Situs Pendem menjadi wisata situs. Ini dilakukan untuk menambah wisata edukasi budaya di Kota Batu.
“Untuk pembebasan lahan Situs Pendem sudah selesai di Tahun 2024 ini. Kemudian di Tahun 2025 nanti, akan kami bangun fasilitas pendukung, untuk menunjang wisata edukasi Situs Pendem,” tutur Arief.
Dalam proses pembangunan fasilitas penunjang tersebut, pihaknya akan turut menggandeng Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah XI (Jawa Timur), budayawan hingga akademisi. Ini bertujuan, agar keinginan mewujudkan wisata edukasi budaya di Kota Batu bisa terwujud dengan detail.
KEMBANGKAN SITUS: Pemkot Batu melalui Disparta akan mengembangkan Situs Pendem pada Tahun 2025 mendatang. (Foto: Ananto Wibowo/Malang Post)
“Pengembangan wisata sejarah di Desa Pendem ini juga bertujuan untuk mengembangkan Desa Wisata yang ada di Kota Batu. Kami melihat, di Desa Pendem terdapat potensi wisata sejarah yang dimiliki Kota Batu,” katanya.
Situs Pendem pertama kali ditemukan pada Tahun 2020 lalu. Menurut pakar sejarah, Situs Pendem merupakan bangunan candi yang berkaitan dengan Prasasti Sangguran.
“Di dalam prasasti tersebut, disampaikan adanya candi. Sedangkan letak lokasi Situs Pendem dengan Ngandat (bekas Prasasti Sangguran) hanya berjarak sekitar 1 kilometer,” tutur Arief.
Situs Pendem juga dikenal dengan nama Candi Manunjung. Situs tersebut merupakan cagar budaya yang harus dilindungi. Dengan dimanfaatkan sebagai sarana edukasi pendidikan untuk anak-anak. Sebab lewat budaya bisa dijadikan suatu bagian untuk menunjukkan jati diri bangsa.
Berdasarkan hasil ekskavasi yang telah dilakukan sebelumnya, tim Arkeolog berhasil menemukan sumuran ditengah-tengah situs tersebut. Sumuran itu berbentuk segi empat berukuran 210 cm x 210 cm.
Dengan adanya temuan itu, menandakan jika situs tersebut benar-benar merupakan bangunan candi. Diduga merupakan peninggalan dari kerajaan Mataram Kuno abad 9. Hal itu dapat dilihat berdasarkan struktur batu bata yang tebal dan letaknya berdekatan dengan prasasti Sangguran.
Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai mengatakan, penemuan situs tersebut sangat menarik. Dengan adanya penemuan itu, turut menambah keberagaman wisata sejarah yang ada di Kota Batu.
“Kota Batu merupakan kota kecil dengan potensi yang sangat lengkap. Mari bersama-sama mengenal, menjaga dan melestarikan temuan situs ini. Dimana nantinya diharapkan dapat menjadi bagian dari sarana edukasi pendidikan sejarah Kota Batu,” tandasnya. (Ananto Wibowo)