MALANG POST – Pilkada Kota Batu 2024 tinggal menunggu penetapan hasil oleh KPU. Siapa jawaranya telah diumumkan sebelumnya, melalui hasil rekapitulasi tingkat kota yang telah dilaksanakan oleh penyelenggara Pilkada.
Hasilnya, paslon Nurochman-Heli Suyanto mendapat total suara sebanyak 65.684 suara. Kemudian paslon Firhando Gumelar-H Rudi mendapatkan total suara sebanyak 38.610 suara dan Kris Dayanti-Kresna Dewanata Phrosakh mendapat sebanyak 26.224 suara.
Kepada paslon terpilih, Akademisi Kota Batu, A Faidlal Rahman menyampaikan sejumlah catatan yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan demi kemajuan Kota Batu ke depan. Pertama, yakni melakukan adaptasi, harmonisasi dan negosiasi politik anggaran dengan partai non-pendukng.
“Paslon terpilih perlu menjalin hubungan yang harmonis dan membangun negosiasi politik yang efektif dengan partai-partai non-pendukung. Hal ini penting untuk memastikan dukungan terhadap program-program prioritas, terutama dalam pembahasan dan pengesahan anggaran,” tutur Fair sapaannya, Kamis (5/11/2024).
Kemudian, paslon terpilih juga perlu melakukan adaptasi budaya birokrasi eksekutif. Paslon terpilih harus memahami dan beradaptasi dengan dinamika internal birokrasi eksekutif.
Faid melihat, tidak semua pejabat eselon, setara kepala dinas atau badan mendukung paslon terpilih, terutama mereka yang sebelumnya tidak berada dalam barisan pendukung. Pejabat yang tidak mendukung tidak dapat diberhentikan atau diturunkan dari jabatannya kecuali ada pelanggaran serius.
“Mereka dapat dipindah ke posisi yang kurang strategis. Tantangan ini menjadi penting karena paslon terpilih memiliki program prioritas yang memerlukan sinergi birokrasi untuk mempercepat realisasi janji kampanye,” katanya.
Salah satu tugas utama paslon terpilih adalah menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang menjadi pedoman pembangunan selama lima tahun ke depan. Dokumen ini harus mencerminkan visi, misi dan program kerja paslon terpilih agar dapat diimplementasikan secara konsisten.
Berikutnya, dalam menjalankan roda pemerintahan, paslon terpilih akan menghadapi bayang-bayang pembangunan yang telah dilakukan oleh kepemimpinan sebelumnya, yang sering diklaim sebagai ‘kesuksesan membangun Kota Batu’.
Dalam situasi ini, paslon terpilih harus benar-benar kuat dalam memetakan dan memastikan arah pembangunan Kota Batu sesuai dengan visi dan misinya. Mereka perlu menentukan posisi yang jelas, apakah akan menjadi pihak yang mengkritisi atau melanjutkan pembangunan dari era sebelumnya. Tentunya dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan kebutuhan pembangunan yang lebih maju.
Lebih lanjut, Faid juga menyampaikan, paslon terpilih perlu membangun think tank yang kuat dan kompeten. Selain itu juga perlu memiliki tim think tank yang kuat dan mumpuni, untuk mengawal pelaksanaan program-program yang telah dijanjikan selama kampanye.
“Tim ini bertugas memberikan masukan strategis, melakukan evaluasi dan memastikan program berjalan sesuai dengan target dan harapan masyarakat,” katanya.
Dia melihat, menyinkronkan kinerja perangkat daerah bukanlah tugas yang mudah. Dinamika yang terjadi sangat kompleks dan sering kali menjadi tantangan tersendiri. Jika seorang walikota kurang tegas dalam memimpin, program-program yang dirancang berisiko tidak terlaksana dengan baik.
Selain itu, juga ada fenomena sebagian bawahan cenderung enggan menjalankan program-program yang telah direncanakan. Penyebab utamanya adalah kekhawatiran mereka akan tersandung kasus korupsi atau pidana dalam pelaksanaan tugas.
“Akibatnya, banyak dari mereka yang memilih untuk ‘bermain aman’ dan bekerja dengan cara yang minim risiko, sehingga proses kerja cenderung stagnan dan kurang optimal,” tutupnya. (Ananto Wibowo)