MALANG POST – Rektor Universitas Islam Malang, Prof. Junaidi ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menyampaikan perlunya kajian ulang untuk kebijakan penghapusan sistem zonasi.
Meski pelaksanaan sistem zonasi, memang tujuannya untuk meratakan pendidikan di seluruh wilayah. Tapi dalam prakteknya, Prof. Junaidi menilai ada berbagai kendala.
“Sejumlah kendala yang terjadi di lapangan, juga berdampak pada penurunan kualitas sekolah-sekolah yang sebelumnya memiliki potensi besar. Khususnya untuk sekolah swasta menengah ke bawah, ikut terpengaruh pada kekurangan jumlah siswa,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Kamis (28/11/2024).
Prof. Junaidi juga menilai, pemerintah hendaknya mengkaji dulu dan meninjau ulang sistem zonasi. Kalaupun tahun depan tidak bisa dihapus 100 persen sistem zonasi, sebutnya, tapi perlahan bisa kembali ke sistem yang sudah diterapkan sebelum zonasi.
Sementara itu, perwakilan wali murid, Dyah Mauludina, secara tegas setuju jika sistem zonasi dihapuskan.
Menurutnya, sistem zonasi membuat jiwa kompetitif di kalangan siswa jadi kurang berkembang.
“Siswa cenderung menyepelekan prestasi, karena menganggap bisa lolos PPDB di sekolah bagus yang terdekat dengan tempat tinggal,” kata Dyah.
Pihaknya juga menilai, sistem apapun yang diterapkan jangan sampai efeknya merugikan calon siswa dan orang tua. Karenanya, pihaknya berharap kebijakan tetap berpihak pada kepentingan bersama.
Selain itu Dyah juga mengatakan keprihatinannya, mengenai kondisi anak-anak saat ini yang minim adab. Dia dia mengkorelasikan dengan lingkungan sekolah kalau zonasi diterapkan. (Faricha Umami/Ra Indrata)