MALANG POST – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan menekankan dalam pengelolaan pajak daerah, harus diimplementasikan secara optimal dan masif, penggunaan transaksi non tunai (cashless).
“High level meeting (HLM) ini, sangat strategis untuk dihadiri pejabat. Untuk mengambil langkah dan keputusan strategis, berkaitan dengan peningkatan implementasi ETPD (Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah) di daerah,” kata Pj Iwan Kurniawan, usai acara di Hotel Ijen Suite Malang, Kamis (24/10/2024).
Dijelaskan Pj Iwan, target pelaksanaan penerapan ETPD di semester 1 di Kota Malang, dari data Bank Indonesia, ada penurunan poin. Sebelumnya, 96,5 persen capaiannya menurun menjadi 93,9 persen.
“Penurunan tersebut, kalau kita lihat di semester 1, disebabkan kurang komitmen masyarakat dalam menerapkan transaksi non tunai atau cashless,” ucapnya.
Dia berharap, di semester 2 nanti bisa terkejar nilai kekurangan poinnya. Namun begitu, jajaran OPD terkait dan stakeholder lainnya, harus mendukung dan menguatkan implementasi ETPD di Kota Malang, untuk lebih masif lagi.
Pj Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan, saat memberikan pengarahan di acara HLM, terkait optimalisasi elektronifikasi atau transaksi non tunai, Kamis (24/10/2024). (Foto: Iwan Irawan/Malang Post)
“Langkah-langkah strategis untuk peningkatan elektronifikasi sistem transaksi secara online, sangat besar sekali. Sebab, Kota Malang berpotensi sebagai kota jasa, industri, pendidikan, wisata serta kota kuliner,” imbuhnya.
Karena potensi penerapan transaksi elektronifikasi, pembayaran langsung masuk ke daerah secara online. Sistem ini selain memudahkan dan berjalan efektif serta efisiensi di masyarakat, kata Pj Iwan, juga bisa menjadi daya ungkit untuk penguatan dan peningkatan potensi pendapatan daerah.
Agar Penerapan elektronifikasi ini berjalan sesuai harapan, tambah Pj Wali Kota, selain sosialisasi kian digalakkan, juga penerapan secara perlahan tapi pasti, kepada pelaku-pelaku usaha di Kota Malang, harus dilakukan.
“Selain pelaku usaha, sistem parkir dengan e-parking secara online. Demikian halnya, pelaku usaha kuliner serta di mall-mall di Kota Malang. Sosialisasi dan implementasinya perlu kita ketati di lapangan,” ungkapnya.
Dicontohkan, parkir secara manual hanya menghasilkan pendapatan asli daerah (PAD) belas juta rupiah. Tapi setelah dilakukan elektronifikasi (QRIS), lonjakannya luar biasa. Mencapai ratus juta rupiah.
“Oleh sebab itu, dengan kemauan dan keseriusan semua pihak, kita tekankan daya ungkit dan komitmen, untuk meningkatkan PAD. Mulai dari sekarang, semua pelaku usaha dan masyarakat, diupayakan penerapan cashless atau non tunai,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)