MALANG POST – Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar Peringatan Hari Santri Nasional (HSN) sekaligus pembukaan awal rangkaian Dies Natalis ke-44 di lapangan halaman parkir kampus pada Selasa (22/10/2024).
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh civitas akademika Unisma mulai dari dosen hingga mahasiswa, tahun ini Hari Santri di Unisma mengusung tema “Menyambung Juang, Merengkuh Masa Depan.”
Rektor Unisma oleh Prof. Drs. H. Junaidi, M.Pd, Ph.D menjelaskan. Bahwa HSN diperingati setiap 22 Oktober. Kegiatan ini menjadi momen dalam rangka untuk mengembangkan spirit baru. Spirit jihad pengembangan intelektualitas maupun kualitas, untuk melangkah maju berkembang dari berbagai sisi.
Prof Junaidi juga mengajak sivitas akademika agar memaknai spirit para penggagas hari santri nasional ini sebagai suri tauladan dan panutan. Ada peristiwa dan peran signifikan dari tokoh NU untuk membantu mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sehingga hari santri ini patut diperingati.
Selain itu, kerukunan juga menjadi pilar penting dalam menjaga persatuan bangsa. Sebagaimana telah dicontohkan oleh para pejuang kemerdekaan.
Rektor berharap nilai kerukunan ini dapat tercermin dalam kehidupan kampus, di mana perbedaan suku, agama, dan budaya justru menjadi kekuatan dalam membangun keharmonisan.
Yang terakhir, kejujuran sebagai nilai trilogi kampus Unisma, menurut Prof Junaidi adalah fondasi dari segala bentuk perjuangan.
“Sebenarnya tak hanya upacara ini saja ya. Kita juga mempunyai rangkaian di acara HSN ini. Namun Unisma juga menggelar berbagai kegiatan lain dalam peringatan hari santri seperti halnya seminar kebangsaan dan lainnya. Sebelumnya pada 19 Oktober lalu juga telah digelar kegiatan Unisma berdzikir dan lainnya,” imbuhnya dalam wawancara selepas apel pagi.
“Selain itu Unisma juga menyelenggarakan lomba pidato dalm 3 bahasa yakni bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Temanya makna hari santri untuk gen Z, ada juga Musabaqah Tilawatil Qur’an tingkat Mahasiswa nasional ke-1 dan Festival Sholawat Al-Banjari tingkat Pondok Pesantren ke-1 seJawa Timur, ” ungkap Prof. Jun.
Prof Jun juga berujar sudah sewajarnya Unisma setiap tahunnya menggelar perayaan hari santri. Lantaran sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia tak lepas dari peran serta dan semangat juang para kyai dan santri di pelosok tanah air.
Menurutnya, jejak perjuangan para kyai dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia memang tak banyak tercatat dalam dokumen sejarah maupun literatur sejarah nasional. Untuk itu, pihaknya mengajak civitas Unisma dan masyarakat muslim untuk meneladani semangat juang para kyai dan santri pendahulu. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)