MALANG POST – Suhu udara di Malang Raya, berangsur-angsur menurun. Tidak lagi sepanas seperti pada beberapa minggu terakhir.
Koordinator Observasi dan Informasi BMKG Staklim Jatim, Ahmad Luthfi, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk, menyebutkan, berdasarkan pantauan BMKG, suhu udara tertinggi di Malang Raya terjadi pada 10 sampai 14 Oktober 2024.
“Di Karangploso suhu udara tertinggi terjadi pada 13 Oktober, dimana suhu mencapai 33,6 derajat celcius.”
“Hal ini terjadi karena di musim kemarau tutupan awan sedikit dan posisi matahari tepat berada di atas kita,” katanya di acara yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Jumat (18/10/2024).
Lutfhi juga menyampaikan, untuk mengantisipasi perubahan iklim dan dampaknya, masyarakat bisa mulai menanam pohon lebih masif. Termasuk menggalakkan urban farming.
Sementara itu, LSM Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Jawa Timur, justru menyoroti masifnya alih fungsi lahan di Malang Raya. Yang dianggap bisa menjadikan kawasan tersebut lebih panas.
Direktur Eksekutif Daerah WALHI Jawa Timur, Wahyu Eka Setyawan menyampaikan, berdasarkan catatan WALHI, mulai tahun 2008 sampai 2023, ada sedikit selisih catatan suhu yang walaupun tidak berbeda jauh. Tapi ada beberapa bulan yang terpaut jauh.
“Salah satu penyebab perubahan suhu terjadi karena ruang terbuka hijau (RTH), yang semakin minim di Kota Malang, yang disebabkan alih fungsi lahan. Sebagai imbas masifnya pembangunan,” katanya.
Wahyu juga menyampaikan, masyarakat juga bisa ikut berkontribusi untuk mengantisipasi perubahan iklim, dengan memasifkan penanaman pohon. (Anisa Afisunani/Ra Indrata)