MALANG POST – Program Dana Padanan (Matching Fund) Kedaireka berfokus untuk mewujudkan hasil kolaborasi inovatif melalui platform Kedaireka antara Perguruan Tinggi dengan Mitra bekerja sama untuk meningkatkan manfaat dan relevansi.
Sekaligus menyesuaikan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Perguruan Tinggi dengan kebutuhan Mitra dan masyarakat. Kunci keberhasilan program adalah terbangunnya kepercayaan antara dua insan tersebut, yaitu Insan Perguruan Tinggi dan Mitra.
Melalui Program Dana Padanan Kedaireka, Perguruan Tinggi diakselerasi sebagai pusat rekacipta bangsa dalam menerapkan kebijakan Kampus Merdeka untuk mencapai 8 Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri dan LLDikti.
Dosen-dosen di tanah air diberi kesempatan berkolaborasi untuk dapat menghasilkan karya rekacipta yang solutif dan inovatif di tengah kebutuhan dan tantangan masyarakat.
Pusat dan riset di perguruan tinggi akan didorong oleh kebutuhan-kebutuhan yang ada di hilir, dan sebaliknya teknologi-teknologi yang masih berada di hulu dapat secara luas mengalami hilirisasi.
Hal itu yang menjadikan beberapa Dosen Fakultas Vokasi UB melakukan kerjasama Digitalisasi Pohon. Tujuannya untuk pengendalian pohon bagi Dinas Lingkungan Hidup dan edukasi serta spot/destinasi wisata baru berbasis digital di beberapa titik di Kota Probolinggo.
Tim Dosen meliputi Ketua, Bayu Sutawijaya. Tim Pelaksana, Suseno Haji. Programer Pembantu, Maulana Derifato Achmad dan Riko Saputra Linhatama.
Kepada Malang Post, Susenohaji, SE., M.Si., Ak menjabarkan. Bahwa kegiatan ini melakukan digitalisasi pohon sebanyak 1.500 pohon yang mencakup 119 spesies dan 5 titik lokasi.
Lokasi yang menjadi target digitalisasi pohon terdapat 5 tempat. Yaitu pohon di alun-alun kota, pohon di Taman Wisata Studi Lingkungan (TWSL), pohon di Ruang Terbuka Hijau Kedopok, pohon di Ruang Terbuka Hijau Semeru, dan pantai cemara.
Harapannya, Aplikasi DIGI TREE memberikan kesempatan akses kepada masyarakat agar dapat belajar tentang setiap pohon melalui gadget (handphone, ipad, dll) cukup dengan mendekatkan QR Code pohon ke kamera gadget.
“Sehingga diharapkan, melalui aplikasi ini masyarakat dengan mudah belajar tentang berbagai informasi tentang pohon melalui HP”, imbuhnya.
Sistem aplikasi ini bertujuan untuk mendorong tumbuh kembangnya kesadaran warga Kota Probolinggo dan sekitarnya akan pentingnya menjaga pohon.
Apalagi kondisi geografis Probolinggo sendiri yang berada di wilayah pesisir yang cenderung panas. Berdampak pada kebutuhan akan penghijauan yang besar.
Desain neraca dan sistem pengendalian pohon. (Foto: Istimewa)
Selain memberikan keteduhan bagi warga masyarakat, juga sebagai produsen oksigen yang sangat dibutuhkan warga di kondisi yang sangat panas. Pohon menjadi salah satu aset yang sangat berharga bagi pemerintah Kota Probolinggo untuk warganya.
Pengembangan sistem DIGI TREE ini dilakukan sejak Juni 2024 yang diawali dengan survei terhadap pohon.
Informasi edukasi pohon yang dapat diakses melalui QR Code setiap pohon sangat beragam. Mulai dari taksonomi pohon, sejarah penyebaran pohon, morfologi pohon sampai dengan manfaat pohon.
Konten edukasi yang berbentuk text tulisan, dapat dibaca oleh setiap warga. Voice berisi tentang informasi karakteristik pohon dan video animasi yang berisi tentang visualisasi pohon.
Hebatnya, Sistem DIGI TREE ini merupakan satu-satunya sistem informasi pohon di Provinsi Jawa Timur. Bahkan di Indonesia yang mampu memberikan informasi komprehensif dan sistematis bagi berbagai pemangku kepentingan tentang pohon.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Jawa Timur memberikan apresiasi yang sangat tinggi pada sistem DIGI TREE ini. (M Abd Rachman Rozzi-Januar Triwahyudi)