MALANG POST – Ketidakberhasilan Arema FC untuk bisa mendapatkan kemenangan, saat dikalahkan PSS Sleman dengan skor telak 1-3, beberapa penyebabnya karena tidak adanya perubahan formasi dan strategi.
Karena itu, di laga pekan keenam, Jumat (20/9/2024) lalu, meski Arema FC menguasai 67 persen jalannya pertandingan, tapi hanya satu gol yang berhasil dicetak.
Sementara tuan rumah yang cuma menguasai 33 persen, justru sukses mencetak tiga gol. Lantaran mereka tahu celah-celah yang ada di setiap lini Arema FC. Setelah PSS Sleman, berhasil mempelajari strategi dan formasi Singo Edan.
Pelatih Joel Corneli, sepertinya tidak ingin kondisi tersebut kembali terulang. Giliran dijamu PSIS Semarang, di pekan ketujuh Liga 1 musim 2024/2025, Kamis (26/9/2024 sore, formasi dan strategi Arema FC banyak berubah. Tidak hanya itu-itu saja.
Dari formasi yang diturunkan pelatih asal Brasil itu, dua pemain asing andalan, Dalberto Luan Belo dan Wiliam Moreira, justru memulai laga dari bangku cadangan.
Sementara Julian Guevara dan Choi Bo-kyung, justru menjadi starter. Setelah sebelumnya, sering duduk di cadangan. Bahkan Choi Bo-kyung lama absen karena cedera.
Dendi Santoso, yang belum pernah turun, dipasang berpasangan dengan Achmad Maulana, di sektor sayap kanan. Sedang Salim Akbar Tuharea, menjadi penyerang sayap kiri.
Charles Lokoli Ngoy, yang biasanya diduetkan dengan Dalberto. Atau bahkan terkadang berposisi sebagai penyerang sayap, justru dijadikan alone striker. Yang secara otomatis, menjadi targetman di posisi penyerang tengah.
Perubahan formasi itu, menjadikan strategi Arema FC sulit terbaca oleh lawan. Karena barisan pendobrak, bisa diperankan oleh banyak pemain. Dengan pancingan yang harus dikawal, tetap ada pada Charles Lokoli Ngoy.
Tetapi perubahan yang paling terlihat mencolok, adalah saat Arema FC tertinggal satu gol, yang dibuat Tri Setiawan di menit ke-51.
“Ya, di babak kedua, kami menyadari harus lebih banyak menekan dan tidak memberikan ruang kepada lawan. Apalagi, setelah mereka justru bisa mencetak gol terlebih dahulu.”
“Jadi kami harus kembali mengubah strategi. Saya harus mengubah tim ini, dengan pemain-pemain yang lebih bertenaga. Terutama di sektor depan,” ujar Joel Corneli, dalam postmatch pressconference, Kamis (26/9/2024) petang.
Pelatih berlisensi Comnebol Pro ini juga mengakui, Arema FC sempat mendapatkan masalah sebelum pertandingan. Yakni psikologi pemain yang sempat jatuh, setelah kalah 1-3 lawan PSS Sleman.
Hal itu sempat dirasakan pula di babak pertama. Yakni ketika Joel Corneli berharap pemain-pemainnya banyak melakukan counter attack, tapi justru lawan melakukan banyak transisi permainan.
“Tapi kalau soal gol yang dicetak pemain PSIS Semarang, saya belum bisa mengetahui secara tepat. Saya perlu melihat hasil rekaman. Problem utamanya tetap akan kami cari. Kenapa PSIS sampai bisa membuat gol,” tegasnya.
Hanya saja, tambahnya, justru dengan gol itu, mampu mengubah segalanya. Arema FC menjadi lebih banyak menekan.
“Kami harus lebih agresif di babak kedua. Dan saya sangat senang, karena tim ini tidak pernah menyerah sampai akhir.”
“Saya sangat bahagia bisa menggunakan banyak pemain, sehingga di akhir laga kami bisa mendapatkan tiga poin,” tandas pelatih 57 tahun itu. (Ra Indrata)