MALANG POST – Ribuan mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, suarakan mosi tidak percaya kepada Rektor UIN Maliki Malang, Prof. Dr. H.M Zainudin, MA.
Mosi tidak percaya itu, digelar dengan aksi demo untuk menyampaikan sepuluh tuntutan ke Rektorat, Selasa (24/09/2024). Di depan kantor Rektorat kampus setempat.
Koordinator elemen kampus UIN Maliki Malang, Rowi Bagus menjelaskan, pihaknya bersama mahasiswa dari semua fakultas, yang ada di kampus 1, 2 dan 3, benar-benar serius menyuarakan mosi tidak percaya kepada Rektorat. Karena pelayanan dan fasilitasi yang diberikan, sangat kurang layak.
“Kami berani sertakan bukti-buktinya. Sebagaimana sepuluh tuntutan yang kami perjuangkan sejauh ini. Salah satunya, pelayanan dan fasilitasi yang ada di UIN Maliki Malang, kami pastikan belum mengakomodir dan kurang manusiawi. Tidak sebanding dengan kewajiban yang kami tunaikan,” jelas Rowi, mahasiswa semester 7 UIN Maliki Malang ini, Selasa (24/09/2024).
Diantara sepuluh tuntutan lainnya, jelas Rowi, adalah soal kejelasan status prodi baru, perihal keputusan Rektor pada nomor 1012 tahun 2024. Kejelasan hukumnya seperti apa. Lainnya, layanan akademik secara layak kepada semua mahasiswa. Utamanya lagi, standarisasi harga pada mitra kerja P2B menguasai hidup orang banyak.
“Kami juga mengkritisi fasilitasi di Ma’had kurang memadai, termasuk sertifikat laik fungsi gedungnya di kampus 3. Terlebih lagi, kebutuhan pengadaan sekretariat Ormawa perlu ditambahkan sebagai pemenuhan hak di jalur birokrasi,” beber Rowi.
Sepuluh tuntutan tersebut, ditegaskan Rowi, poin satu sampai lima, harus direalisasikan dalam waktu tiga hari. Sedang poin enam sampai sepuluh, haris selesai dalam waktu dua minggu.
“Kami tidak membutuhkan lagi janji-janji manis pihak Rektorat UIN Maliki Malang. Sebab, sejauh ini saat kami bicara dengan kampus, selalu mendapat penolakan. Karenanya aksi demo dengan mosi tidak percaya kepada Rektor, menjadi upaya menyelesaikannya,” tegas dia.
PENUHI: Kabiro UIN Maliki Malang, Ahmad Hidayatulloh, tampak memperdengarkan suara video call dari Rektor UIN, M. Zainudin, yang saat itu sedang di Jakarta. Aksi demo berakhir dengan jaminan komitmen tertulis disertai tandatangan bermaterai dari Rektorat UIN Maliki Malang, Selasa (24/09/2024).
Pihak Rektorat, lanjutnya, melalui perwakilan pimpinan Rektorat, yakni empat Wakil Rektor (Warek) beserta Kabironya. Menunjukkan komitmennya, dengan merespon aspirasi sekaligus menandatangani tuntutan itu di atas materai.
“Komitmen dan keseriusan pihak Rektorat untuk menepati janji, tentunya betul-betul dikawal. Kami bersama mahasiswa lainnya, menilai taman di depan kampus UIN ini adalah taman seribu janji. Sekali lagi, jika tidak terwujud akan ada aksi dan langkah lebih seru lagi,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Biro Administrasi Umum dan Perencanaan Serta Keuangan UIN Maliki Malang, Ahmad Hidayatulloh menyampaikan, apa yang disuarakan mahasiswa, adalah bagian dari media komunikasi dalam menyampaikan aspirasi. Dan tidak ada yang perlu disalahkan.
“Kami memaklumi, apa yang diaspirasikan tersebut. Karena anak-anak kami ini, bisa jadi belum mengetahui, apa yang sudah kami kerjakan, progres pada tuntutannya itu.”
“Kami mengakui, progres peningkatan fasilitasi, kebanyakan sudah tidak ada masalah,” terang Ahmad kepada Malang Post.
Pihaknya juga mengakui, memang ada kendala pada peningkatan kualitas di kampus 3. Tapi bukan tidak jalan atau tidak ada pekerjaan fisik. Hanya saja belum selesai untuk pengerjaannya. Tapi progresnya tetap berjalan. Diperkirakan pekerjaan di kampus 3 akan selesai pada Desember 2024 ini.
“Jadi mengenai tuntutan anak-anak kami ini, yang harus selesai dalam waktu tiga hari itu, bukan secara fisik harus diselesaikan. Tapi sekedar menginformasikan (upload) di sosial media yang kami miliki. Tentang hasil kesepakatan dan komitmen kami pada peningkatan pelayanan dan fasilitasinya,” sambung dia.
Sementara terkait komitmen dari Rektorat UIN Maliki Malang, yang ditargetkan dalam waktu dua minggu, pihaknya kembali menyebut, bukan persoalan secara fisik. Kampus diminta untuk menginformasikan atau mensosialisasikan perkembangan dan peningkatan pelayanan maupun fasilitasinya.
“Kami dari UIN Maliki Malang, pastinya juga ikut berjuang untuk meningkatkan dan mengembangkan keberadaan kampus ini lebih maju lagi.”
“Demikian halnya, kejelasan status prodi baru sudah diatur secara sistem. Mustahil jika prodi di UIN ada yang tidak sesuai, sistem akan mengabulkannya. Yang ada akan tertolak dengan sendirinya,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)
SEMUA MAHASISWA UIN PINDAH SAJA KE UMM, KWALITASNYA JELAS, FASILITASNYA STANDAR INTERNASIONAL, DAN SDM PENGAJARNYA MUMPUNI