MALANG POST – Ketua KONI Kota Malang, Djoni Sudjatmoko menyampaikan, saat ini terdapat 57 cabang olahraga (cabor) yang masuk dalam olahraga prestasi dan sudah terdaftar di KONI. Juga sedang diproyeksikan untuk dibina dan persiapan perlombaan.
Melalui puluhan cabor tersebut, KONI mengupayakan masing-masing cabor mengadakan turnamen di Kota Malang. Untuk melatih dan membina para atlet, sekaligus menarik kunjungan wisatawan.
“Dengan pengemasan event yang menarik, berkolaborasi bersama UMKM untuk promo kuliner. Hingga panggung hiburan untuk branding budaya,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Senin (23/9/2024).
Bahkan Djoni juga menjelaskan, KONI Kota Malang juga telah berkoordinasi dengan pihak terkait, termasuk Disporapar dan DPRD. Mengenai pengadaan turnamen olahraga, untuk meningkatkan potensi sport tourism di Kota Malang, yang bahkan hasilnya bisa meningkatkan PAD.
Sementara itu, dalam pandangan pengamat ekonomi pariwisata, yang juga dosen Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Malang, Dr. Aang Afandi, SE., MM., suatu kota yang mampu memperhatikan giat olahraga dalam ruang terbuka hijau (RTH), merupakan gambaran dari karakteristik smart city.
“Penyediaan infrastruktur dan fasilitas penunjang olahraga di RTH, membuat kota tersebut mampu mengekspresikan aktivitas olahraga warganya. Sehingga menarik perhatian wisatawan ketika datang ke kota tersebut, untuk ikut menikmati public space dengan berolahraga,” katanya.
Dicontohkan Aang, terkait pemanfaatan public space di area RTH. Seperti alun-alun kota, untuk menghidupkan kawasan tersebut, dengan menyediakan tempat bermain badminton, senam, gym dan beberapa fasilitas penunjang olahraga outdoor lainnya. Untuk menarik minat masyarakat menikmati public space tersebut.
“Secara umum Kota Malang sudah mempersiapkan infrastruktur penunjang olahraga di ruang terbuka hijau (RTH). Namun masih minim dalam branding,” ujar Dr. Aang.
KONI dan Pemkot Malang, tambahnya, masih belum gencar dalam menciptakan habit di suatu kawasan RTH untuk giat olahraga. Khususnya dalam membuat tempat tersebut didatangi khalayak ramai secara konsisten. Tidak hanya saat weekend, namun juga weekday.
Aang berharap, habit dan branding yang dibangun di suatu kawasan RTH di Kota Malang, bisa menjadi ikon kota. Sehingga setiap wisatawan yang datang, selalu menyempatkan untuk datang berolahraga, di beberapa spot RTH area Kota Malang.
Apalagi di Kota Malang itu sendiri, lanjutnya, memiliki potensi untuk mengembangkan sport tourism walking tour. Khususnya untuk wisatawan yang datang dari stasiun kereta api, menuju ke tempat peristirahatan seperti hotel dan homestay.
Namun kendalanya, beberapa titik pedestrian atau trotoar di Kota Malang masih belum memadai.
Harapannya, Pemkot Malang bisa melakukan pembenahan dalam penyediaan pedestrian tersebut. Dilengkapi dengan elemen penunjang, seperti bola-bola batu di sepanjang pedestrian. Untuk melindungi pejalan kaki dan menghalau kendaraan R4 maupun R2 ketika mengalami laka dan mengarah ke pedestrian. (Yolanda Oktaviani-Ra Indrata)