MALANG POST – Bakal calon kepala daerah (Bacakada) Kota Batu di Pilkada serentak 2024, Nurochman – Heli Suyanto meyakinkan konstituennya dengan berbagai program kerja.
Kelak jika mereka terpilih menjadi Wali Kota Batu, salah satu program kerjanya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) melalui sektor pendidikan.
Di Pilkada 2024, pasangan yang diusung PKB dan Partai Gerindra ini membawa kekuatan Koalisi Wong mBatu. Mereka melihat, peningkatan SDM di Kota Batu cukup krusial dan perlu segera diwujudkan.
“Peningkatan status Kota Batu yang begitu pesat, tentunya harus diikuti dengan peningkatan SDM,” kata Nurochman yang lekat dengan panggilan Cak Nur, Selasa (17/9/2024).
Untuk mewujudkan, paslon ini telah menyiapkan sembilan program ‘Nawa Bhakti’ yang saling memiliki keterkaitan.
Sembilan program yang saling berkaitan itu, ada dua poin punya tujuan utama. Pertama, peningkatan insentif bagi tenaga pendidik, tenaga kependidikan, pendidikan keagamaan dan hibah organisasi masyarakat.
Yang ke-dua, setiap tahun mencetak 1.000 sarjana di Kota Batu. Program ini bertujuan agar masyarakat perkotaan sampai pelosok desa Kota Batu punya tingkat pendidikan tinggi dan SDM mumpuni.
“Pendidikan menjadi mutlak dan penting. Kami melihat saat ini sarjana baru di Kota Batu masih di bawah 1.000 pertahun. Karena itu, program pendidikan akan jadi salah satu prioritas, supaya SDM di Kota Batu bagus dan siap bersaing di dunia kerja,” tutur Cak Nur.
Dari tingkat pendidikan yang bagus, kata Cak Nur, secara tidak langsung akan mencetak SDM yang mumpuni di bidangnya. Sehingga nantinya masyarakat di pelosok desa bisa bekerja di pemerintah desanya, bisa juga menjadi mitra atau konsultan desa.
“Jika masyarakat punya taraf pendidikan tinggi, maka tingkat perekonomian masyarakat juga akan mengikuti,” imbuhnya.
Program 1.000 sarjana per tahun ini, menurut Cak Nur tidak hanya diberlakukan untuk fresh graduate saja. Namun masyarakat yang sudah lulus sekolah beberapa tahun ke belakang, juga diperkenankan ikut serta program ini.
“Lulusan lama tidak masalah, tidak ada batasan harus fresh graduate,” kata Cak Nur.
Soal pendanaan, Cak Nur melihat APBD Kota Batu cukup mumpuni. Jika masih kurang, bisa saja diajukan melalui APBN, APBD Provinsi Jatim, CSR atau menggunakan pola bapak asuh.
“Pola bapak asuh ini misalnya, Selecta handle 10 mahasiswa, kemudian juga perusahaan-perusahaan lain,” tutur Cak Nur
Bisa juga menggunakan sistem pendanaan gotong royong. Contohnya APBD Kota Batu mengcover 200 mahasiswa, APBD Provinsi Jatim 200 mahasiswa, dari APBN lalu CSR-CSR.
“Apabila kami nantinya berhasil memimpin Kota Batu, secara otomatis akan membuka banyak hal, masyarakat akan tercerahkan secara alami. Masyarakat akan memandang bahwa orang asli Kota Batu ternyata bisa menjadi pemimpin di daerah sendiri,” tandasnya.
Dia menambahkan, apabila hal itu benar-benar terjadi tentunya akan memberikan multiplayer efek. Ternyata arek Sumberejo dan Sumber Brantas bisa berkolaborasi memimpin dan membangun Kota Batu. (Ananto Wibowo)