MALANG POST – Atlet selam Kota Batu berhasil meraih prestasi di ajang PON XXI Aceh-Sumut untuk kontingen Jawa Timur. Namanya Achmad Fachrezi, yang menyumbangkan medali perunggu dari cabor selam nomor 100 biffin men.
Kemenangan ini disambut meriah para atlet selam Jatim. Ini karena Rezi, panggilan akrab arek Kauman, Kelurahan Sisir ini masih berusia muda yakni 18 tahun dan merupakan atlet pendatang baru di PON.
Sedangkan lawan yang dihadapi di PON adalah atlet Sea Games dan satunya merupakan atlet Pelatnas. Meski pendatang baru, Rezi bisa berdiri di podium juara mendampingi atlet DKI yang memperoleh medali emas dan atlet Jabar yang meraih medali perak.
“Penampilan Rezi sangat bagus sekali, karena yang dapat emas dan perak itu memang atlet pelatnas dan juara Sea Games,” kata Pelatih Rezi, Nafa Amadea, Kamis (12/9/2024).
Kolam Tirta Raya, Banda Aceh menjadi saksi bagaimana Rezi bisa menyaingi para seniornya, sekaligus mencatatkan waktu terbaiknya saat final dengan catatan waktu 44.10 detik menyalip catatan waktu terbaiknya sendiri yakni 45.87 detik.
Rezi bersyukur bisa mempersembahkan medali perunggu di laga perdananya di PON. Hal ini memang sudah menjadi targetnya.
“Alhamdulillah sudah sesuai target saya. Salah satunya saya ingin memecahkan best time saya sendiri dan Alhamdulillah bisa memecahkannya,” ujar Rezi.
PAMER MEDALI: Atlet selam pendatang baru dari Kota Batu, Achmad Fachrezi berhasil meraih medali perunggu di PON XXI Aceh – Sumut. (Foto: Istimewa)
Yang membuatnya bangga dan terharu, dia mendapatkan kesempatan besar bisa turun di nomor individu.
Banyak tahapan yang dilakukan Rezi. Dia tidak menyangka bisa masuk Puslat Selam Provinsi Jatim. Saat ini dia sedang mempersiapkan diri mengikuti Porprov Jatim tahun 2025 mewakili Kota Batu.
“Mendadak saya ditelepon pelatih saya sebelum Pra PON lalu. Saya langsung mengiyakan karena salah satu kesempatan besar juga bagi saya. Saya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini,” ujar Rezi.
Akhirnya dia pun mengikuti Pra PON, kejurda hingga kejurnas. Sebelum berlaga di PON, Rezi mengikuti training center di Australia selama dua bulan.
Siswa MAN Kota Batu ini membenarkan bahwa ada perasaan senang dan sedih. “Senangnya bisa bareng-bareng tim berlatih bersama di luar negeri, sedihnya kadang merasa capek,” tuturnya.
Porsi latihan yang harus dilahap pun begitu banyak. Setiap hari dia harus latihan kolam sebanyak empat kali selama enam hari, ditambah dengan latihan darat.
“Full rest hanya hari Minggu. Tantangan terbesar memang dari diri saya sendiri. Sering minder, nervous, karena mikir musuh saya atlet Sea Games dan berhasil meraih medali emas. Alhamdulillah saya dimotivasi senior, pelatih pengurus dan teman sebaya saya. Dikuatkan banyak yang mensupport, mendoakan, sehingga saya jadi optimis,” tutupnya. (Ananto Wibowo)