MALANG POST – Usai mendaftar ke KPU Kota Batu, Pasangan Bakal Calon Walikota dan Wakil Walikota, Nurochman – Heli Suyanto tak langsung pulang begitu saja. Paslon tersebut langsung melanjutkannya dengan kegiatan deklarasi dan orasi kerakyatan.
Deklarasi itu dilakukan bersama ribuan pendukungnya. Terdiri dari simpatisan, masyarakat dan kader partai. Proses deklarasi Koalisi Wong Mbatu itu berlangsung di Gor Gajah Mada Kota Batu.
Sekitar 2.000 warga Kota Batu dari berbagai elemen masyarakat mulai dari petani, pedagang kaki lima, musisi, karang taruna hingga masyarakat umum turut bergabung dalam kegiatan tersebut.
Menurut Cak Nur, kegiatan ini murni didasari oleh kepedulian dan kerinduan terhadap sosok pemimpin sejati. Tidak ada perbedaan status sosial dalam gerakan ini. Semua kumpul menjadi satu untuk satu tujuan Nurochman – Heli menang Pilkada 2024.
“Ini momentum bersejarah, koalisi rakyat Batu bersatu untuk putra daerah nyell asli wong mBatu sing mimpin. Kalau tidak sekarang kapan lagi, wong mBatu memimpin pemerintahan di kotanya sendiri,” tegas Cak Nur.
Dia juga menyampaikan, Koalisi Wong Batu merupakan koalisi besar. Bukan hanya sekedar PKB dan Gerindra, namun terdiri dari seluruh lapisan masyarakat Kota Batu.
Cak Nur melihat, masyarakat Kota Batu sudah merindukan pemimpin yang paham secara kewilayahan dan mengetahui potensi di setiap wilayah desa/kelurahan. Ketika seorang pemimpin paham dan mengetahui potensi setiap wilayah, maka pengambilan sebuah kebijakan akan nyambung dengan kebutuhan masyarakat.
“Kami ingin menghadirkan kebijakan yang bisa dirasakan langsung oleh seluruh lapisan masyarakat,” imbuhnya.
Untuk Kota Batu yang lebih maju, paslon tersebut mengusung visi mBatu Sae. Visi ini merupakan akronim dari Madani, Berkelanjutan, Agrokreatif, Terpadu, Unggul, Sinergi, Akomodatif dan Eekologis.
Selain itu, paslon ini juga memperkenalkan sembilan program Nawa Bhakti. Diantaranya mencakup peningkatan insentif bagi petugas pelayanan masyarakat dan pekerja lapangan. Lalu peningkatan insentif bagi pendidik, tenaga kependidikan, pendidikan keagamaan dan hibah organisasi masyarakat. Ketiga, pencetakan 1.000 sarjana per tahun.
“Pencetakan 1.000 sarjana ini bertujuan agar orang desa punya pendidikan tinggi dan SDM yang bagus. Kami melihat saat ini sarjana baru di Kota Batu masih dibawah 1.000 per tahun. Melalui program ini, mahasiswa Kota Batu akan diberikan bantuan uang bulanan,” papar Heli Suyanto.
Selanjutnya program Nawa Bhakti ke empat adalah pembangunan mall UMKM. Kelima, pembangunan kawasan industri pengolahan sampah. Keenam, pembagian hasil kepada pemerintah desa hingga maksimal Rp5 milar.
Selanjutnya, pengembangan smart and integrated farming dan pembangunan spiritual botanical garden. Pembangunan sport center dan optimalisasi lapangan desa. Terakhir pembangunan Batu Artpreneur dan SMK kesenian.
“KeMbatuan, ini adalah judul besar dari kegiatan ini karena merupakan jati diri wong mBatu yang santai namun tetap memiliki kualitas yang mumpuni,” ujar Heli.
Disisi lain, kare Heli berlatar belakang seorang petani. Ketika nanti diamanahi memimpin Kota Batu, soal pertanian akan jadi prioritas utamanya. Menurutnya saat ini pemerintah sudah hadir untuk mengatasi permasalahan pertanian, namun belum konkret.
“Contohnya saat ini kwalitas apel di Kota Batu terus menurun. Ini sebenarnya tanggung jawab pemerintah untuk mencari solusi. Bisa bekerjasama dengan akademisi dan lembaga riset untuk mengembangkan apel di Kota Batu, nah hal ini belum dilakukan maksimal,” paparnya.
Masih soal pertanian, pihaknya juga ingin membuat lab pertanian di setiap kecamatan Kota Batu. Dia melihat pola pertanian masyarakat Kota Batu masih bersifat konvensional.
“Dengan adanya lab pertanian di setiap kecamatan Kota Batu, utaman di Kecamatan Junrejo dan Bumiaji. Kami ingin menciptakan smart farming di Kota Batu,” tutupnya. (Ananto Wibowo)