MALANG POST – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya (FISIP-UB), sambut 1.257 mahasiswa baru dengan menggelar Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PK2MB) pada Kamis- Jumat (14-15/8/2024) di Gedung FISIP-UB.
Pada kesempatan ini, mahasiswa baru FISIP UB melakukan kelompok diskusi terarah (FGD). Topiknya, kekerasan seksual di lingkungan perguruan tinggi dan juga penekanan perihal kampanye anti radikalisme.
Pada FGD tersebut, mereka juga diminta memunculkan solusi hingga kampanye sosial. Hal lain yang diajarkan perihal pendidikan. Seperti penulisan karya ilmiah dan debat di hari pertama PKKMB. Kemudian tantangan Gen-Z di masa mendatang.
Materi etika mahasiswa dan wawasan nusantara juga diberikan kepada mahasiswa baru, Jumat (16/8/2024).
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya Malang, Prof. Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.COMM, menjelaskan kegiatan tahun ini dalam rangkaian Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PPKMB) tingkat fakultas, bertujuan membangun kepekaan dan kedekatan antar peserta didik.
Pada kegiatan tersebut, pihak fakultas juga menyosialisasikan langkah penanganan dan ketersediaan Unit Layanan Terpadu Kekerasan Seksual, Perundungan serta kampanye anti radikalisme.
“Isu ini tentu menyangkut mekanisme perkuliahan, hiruk pikuk dunia kampus, kekerasan seksual, Perundungan serta kampanye anti radikalisme perlu diselesaikan secara bersama-sama,” ujarnya
Berjalannya seluruh mekanisme tersebut, katanya, mengedepankan prinsip kehati-hatian agar tidak menimbulkan kesalahan dalam pengambilan keputusan.
“Kami punya satgas kekerasan seksual yang levelnya universitas dan punya wewenang melakukan pemeriksaan dan bahkan ada badan konseling, pendampingan,” ujarnya.
Di satu sisi, Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan FISIP Universitas Brawijaya Dr. Bambang Dwi Prasetyo, S.Sos., M.Si. juga memberikan pendapat. “Selain FGD, kami menyelenggarakan pendidikan kerohanian. Karena keilmuan boleh tinggi tetapi kalau mental dan etika tidak ada bisa jadi masalah.”
Oleh karena itu, tegasnya, pembekalan bagi mahasiswa baru tidak hanya cukup pada aspek akademik. Tetapi dibarengi penguatan pola pikir dan pendidikan karakter. Yang salah satunya adalah pembekalan pendidikan kerohanian. (M. Abd. Rahman Rozzi)