MALANG POST – Lingkungan sangat mempengaruhi pola pikir anak. Hal ini dia rasakan ketika orang tuanya yang tidak terlalu aware soal bijak memakai gadget. Tapi karena pergaulan luas yang dimilikinya, membuat si anak tahu dengan sendirinya.
Hal itu disampaikan Fasilitator Forum Anak Jawa Timur, Khalila Arumdapta, ketika menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (23/7/2024).
Melalui forum anak, kata Khalila, sebenarnya juga menjadikan lingkungannya lebih fresh dan luas. Sehingga banyak hal yang bisa di share satu sama lain, soal pemahaman pemahaman penting. Salah satunya bijak menggunakan gadget.
“Di dalam forum anak sendiri, sebenarnya sudah ada di setiap kelurahan dan kecamatan. Bahkan keberadaanya berjenjang sampai di tingkat nasional,” katanya.
Salah satu orang tua yang menerapkan digital parenting pada anak, Silvia Maulida menjelaskan, menurutnya bonding antara anak dengan orang tua sangat penting. Agar anak bisa lebih memperhatikan apa yang jadi nasihat orang tua.
Dirinya memilih untuk menerapkan digital parenting, karena menurutnya sangat penting. Mengingat memberikan gadget terlalu dini pada anak, efeknya sangat tidak baik. Khususnya untuk perkembangan anak.
“Menjadi tantangan tersendiri, ketika teman-teman anak saya bermain gadget, sementara anak sendiri tidak diperbolehkan.”
“Tapi ketika bonding antara anak dan orang tua bagus, maka anak ketika diberi pemahaman, akan mampu menerima,” sebutnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Studi Fakultas Psikologi UNMER Malang, Al Thuba Septa Priyangga Sari menjelaskan, digital parenting sangat penting diterapkan di era saat ini. Mengingat digitalisasi perkembangannya semakin massif, di tengah tumbuh kembangnya anak juga.
“Kebiasaan anak yang akrab dengan perangkat digital, harus diarahkan melalui digital parenting ini. Apalagi saat ini, rata rata anak usia 5 tahun sudah mengenal gadget,” katanya.
Al Thuba menambahkan, pola asuh orang tua harus mengikuti zaman. Sehingga mampu mengantisipasi hal hal yang tidak baik. Seperti bullying via internet.
Namun demikian, katanya, pembatasan gadget pada anak, menjadi bagian dari digital parenting. Anak boleh diberikan waktu mengakses gadget, tapi juga harus sesuai usia dan batas penggunaan.
“Untuk anak usia 0 sampai 2 tahun, seharusnya tidak boleh sama sekali diberikan gadget. Gantinya, anak bisa diajak bermain dengan orang tua,” jelasnya.
Kemudian masuk di usia 2 tahun keatas, anak diperbolehkan bermain gadget, tapi dengan pendampingan orang tua. Sebenarnya ini bisa dijadikan moment diskusi antara anak dengan orang tua.
Sedangkan untuk usia 6 tahun ke atas, baru diperbolehkan full tanggung jawab dengan gadgetnya. Tentu dengan beberapa arahan, supaya anak lebih bijak dalam menggunakan gadget. (Wulan Indriyani-Ra Indrata)