MALANG POST – Meskipun penerimaan peserta didik baru (PPDB) saat ini sudah berjalan dengan baik, tapi sayangnya masih banyak wali murid yang mengeluhkan mengalami kendala dalam sistem zonasi.
Anggota Komite SD Kasin, Dyah Mauludina, saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk menyebut, mayoritas kendala yang dihadapi wali murid, seperti jaringan saat mengakses website PPDB dan masih adanya wali murid yang kurang paham teknis PPDB online.
“Padahal sekolahnya sudah menyiapkan puluhan komputer dengan jaringan yang baik, untuk membantu wali murid saat PPDB online,” tambah Kepala SDN Tunjungsekar 1 Kota Malang, Budi Hartono.
Dampak dari kondisi tersebut, sampai saat ini masih ada beberapa SD Negeri, yang belum memenuhi kapasitas siswanya.
“Data terakhir di tanggal 8 Juli 2024 lalu, SD Negeri Jatimulyo 1 baru menerima satu siswa saja. Bahkan informasi yang diterima terakhir, anak itu memilih pindah ke sekolah lain,” ujar Dodik Teguh Pribadi, Kabid Pembinaan Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan kota Malang.
Untuk sekolah-sekolah yang masih ada kuota, tambahnya, selepas pendaftaraan online dilakukan, tetap bisa buka pendaftaran secara offline.
“Jadi kesempatan ini, bisa dimanfaatkan masyarakat untuk anaknya yang belum lolos,” ujarnya.
Dodik menambahkan, sejauh ini masih ada mindset orang tua yang memberikan label sekolah favorit. Sementara dirinya meyakini, kalau anak pintar mau ditempatkan dimanapun akan pintar.
Sementara itu, Pjs Wakil Rektor 3 Kemahasiswaan, Alumni dan Keagamaan Unisma, Dr. Muhammad Yunus menyampaikan, PPDB sistem zonasi punya tujuan baik, untuk pemerataan siswa di semua sekolah, tanpa melihat sekolah favorit.
“Tapi pemerintah juga harus mempertimbangkan mutu yang ingin dijaga sekolah,” tegasnya.
Faktanya, kata Yunus, sekolah favorit memiliki mutu yang lebih baik dalam proses belajar mengajar.
Selain itu, sekolah negeri juga harus bisa meningkatkan kualitasnya. Karena saat ini PPDB zonasi juga memasukkan sekolah swasta di Kota Malang.
Menurut Yunus, saat ini banyak orangtua yang memilih sekolah swasta, karena kualitas pembelajarannya terjamin dan dinilai lebih baik dari sekolah negeri. (Anisa Afisunani-Ra Indrata)