MALANG POST – Format kompetisi Liga 1 dengan format regular series dan championship series, ternyata hanya bertahan satu musim. Tepatnya pada Liga 1 musim 2024/2025 saja.
Operator kompetisi, PT Liga Indonesia Baru (LIB), bakal menghapus format tersebut dan mengembalikan ke format awal. Yakni dengan mengembalikan jadi kompetisi penuh.
Dengan begitu, dalam 34 pertandingan yang harus dilakoni oleh seluruh kontestan, ketika salah satu tim berhasil menduduki puncak klasemen di akhir musim, tim tersebut berhak menjadi juara.
Sedangkan dengan format championship series, empat tim yang berada di posisi teratas klasemen akhir regular series. Akan kembali bertanding seperti layaknya di semi final. Masing-masing juara di dua grup itulah, yang bisa berebut juara Liga 1.
Arema FC, sebagai salah satu kontestan Liga 1 musim 2024/2025, menyambut baik dikembalikannya Liga 1 dengan format kompetisi penuh.
“Terkait hal itu (format kompetisi), Arema FC mendukung penuh. Jika memang sudah menjadi keputusan untuk kembali ke format sebelumnya,” ungkap General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi, Jumat (21/6/2024).
Inal, sapaan akrabnya menilai, penghapusan babak Championship Series, seperti yang diterapkan pada kompetisi sebelumnya, akan menjadikan kompetisi lebih kompetitif.
“Jika boleh membandingkan, tentu saja nantinya mungkin akan lebih kompetitif,” tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus, memberikan alasan dikembalikannya Liga 1 ke format awal. Perubahan format Liga 1 ke pakem awal karena sinkronisasi dengan agenda Timnas Indonesia. Termasuk kompetisi yang harus berhenti pada empat hari sebelum periode FIFA Matchday.
“Kami memberi ruang kepada timnas memanfaatkannya, untuk pemusatan latihan yang sifatnya dibutuhkan. Agar tidak lagi ada penyetopan kompetisi di tengah jalan. Kami sudah bikin roadmap hingga 2027,” ujar Ferry Paulus, melansir laman PT Liga Indonesia Baru.
Pada Liga 1 musim 2023/2024 kemarin, PT LIB membuat regulasi baru dengan memunculkan regular series dan championship series. Tetapi format itu, hanya bertahan semusim.
“Sudah tidak ada Championship Series. Langsung kompetisi penuh. Sebenarnya (championship series) bukan tidak baik. Tapi ini banyak slot kebutuhan Timnas Indonesia yang harus dipenuhi,” katanya.
Belum lagi dengan adanya empat hari sebelum FIFA Matchday, harus ada libur kompetisi. Padahal di banyak negara, justru kompetisi berhenti saat FIFA Matchday.
“Itulah sebabnya kami memberikan ruang kepada Timnas Indonesia. Untuk bisa memanfaatkan pemusatan latihan yang sifatnya dibutuhkan. Supaya tidak lagi ada penyetopan kompetisi di tengah jalan.”
“Jadi tidak ada lagi Championship Series. Sudah ditetapkan semua, kapan mau istirahat, di SEA Games diliburkan,” imbuhnya.
Ferry juga beralasan, dari slot waktu yang ditetapkan, jika masih menggunakan Championship Series lagi, jadwal kompetisi akan mundur jauh.
“Artinya, dengan alasan kebutuhan waktu kompetisi yang tidak mencukupi, sehingga mau tidak mau kembali ke kompetisi penuh,” ucap Ferry Paulus. (*/ Ra Indrata)