MALANG POST – Dalam Pilkada 27 November 2024 mendatang, secara logika sederhana, petahana memiliki peluang lebih tinggi dibandingkan pendatang baru.
Kata dosen Sosiologi Politik Universitas Muhammadiyah Malang, Prof. Dr. Wahyudi Winarjo, M.Si., untuk para petahana pasti sudah banyak berinvestasi politik dan sosial.
“Sehingga secara sosiologi, mereka golongan yang memiliki political habbital, symbolic political yang akan memudahkan banyak orang lebih mengenal,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (11/6/2024).
Hanya saja, tambah Prof. Wahyudi, dalam politik itu sebuah seni serba kemungkinan untuk bisa menjadi pemimpin. Yang tujuan awalnya demi memperjuangkan rakyat. Meskipun tidak jarang di tengah perjalanannya, ada distorsi penurunan keluhuran yang diniatkan diawal.
Prof Wahyudi menambahkan, ada beberapa variabel lain yang mempengaruhi kekuatan para calon. Baik itu petahana maupun new comer.
Sementara itu, Sekretaris DPC Partai Demokrat Kota Malang, Achmad Anang Fatoni menyebutkan, menuju waktu Pilkada di Malang untuk saat ini, kondisi politik masih sangat dinamis.
“Sekarang banyak tokoh yang sedang berlomba-lomba, untuk dapat rekomendasi dari partai politik.”
“Tapi untuk ketua parpol, saat ini masih belum sampaikan secara pasti, siapa kandidat yang akan maju dalam pilkada. Karena segala kemungkinan bisa terjadi,” katanya.
Anang menambahkan, dirinya meyakini kalau gelaran Pilkada di Malang, dipengaruhi dengan gelaran pileg dan pilpres. Sehingga masyarakat ada yang condong ke calon yang diusung atau koalisi 01, 02, ataupun 03. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)