MALANG POST – Eny Wijayanti, seorang odapus (orang dengan Lupus) menceritakan, awal 2014 dia mengalami nyeri sendi, sering sakit dengan jarak waktu singkat dengan hemoglobin rendah.
Hal itu terjadi dalam waktu cukup lama. Puncaknya tahun 2017 merasakan sakit yang luar biasa dan masuk IGD. Akhirnya cek lab dan terdiagnosa Lupus.
Hal itu diceritakannya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Sabtu (11/5/2024) kemarin.
Perjuangan yang dilakukan Eny, juga luar biasa. Full bed rest sekitar beberapa bulan sampai amnesia.
Kondisi itu terjadi saat awal didiagnosa penyakit autoimun. Untuk terapi obat, selalu dikonsumsi sampai sekarang. Sesuai dengan petunjuk dokter dan tidak boleh terlewat.
“Konsisten menerapkan gaya hidup sehat, mulai dari pola makan dan olahraga, harus tetap dilakukan. Karena ketika sudah stres, sering kambuh dan gejala semakin buruk,” jelasnya.
Dokter Umum RSU Brimedika Malang, dr. Riza Maulida menjelaskan, Lupus sebagai penyakit autoimun, 95 persen menyerang wanita usia di atas 20 tahun. Sedang 5 persen menyerang laki-laki. Karena hormon estrogen meningkatkan risiko Lupus.
“Gejalanya seperti demam naik turun, ruam kulit, mual muntah tanpa sebab dan ketika terkena matahari, kulit akan terasa sakit dan gatal,” jelasnya.
Itulah sebabnya, dr Riza meminta, ketika merasakan beberapa gejala tersebut, bisa langsung diperiksakan ke profesional untuk dilakukan observasi.
“Ada gejala tambahan juga, diantaranya hemoglobin rendah, leukosit sangat rendah dan nyeri badan luar biasa,” katanya.
dr. Riza juga menyebut, faktor lingkungan salah satunya karena paparan asap rokok berlebih, juga bisa memicu penyakit lupus. Khususnya pada orang yang rentan.
Tak heran jika selama ini, dr. Riza sering menangani anak kuliah sudah terkena lupus. Penyebabnya karena gaya hidup tidak sehat, pola makan buruk, termasuk konsumsi ultra proses food yang berlebihan dan jarang konsumsi real food.
“Penyakit Lupus itu bersifat kambuhan. Untuk para odapus, diharapkan bisa aware dengan diri sendiri. Agar angka harapan hidup juga tinggi,” tandasnya.
Sedangkan untuk terapi, odapus harus bisa mengontrol pikiran supaya tidak stres. Ketika stres melanda, justru bisa memperburuk kondisi.
Pun dengan olahraga yang dilakukan, dr. Riza menyarankan untuk tidak boleh terlalu berat sampai kelelahan.
Penambahan konsumsi vitamin D, harus dilakukan untuk proteksi kulit terhadap sinar matahar. (Faricha Umami – Ra Indrata)