MALANG POST – Skuadra Singo Edan, sampai harus melakukan empat kali pergantian pelatih. Untuk bisa menyelamatkan tim yang berdiri 1987 ini, dari ancaman degradasi ke Liga 2 musim depan.
Ya. Sejak memulai kompetisi Liga 1 musim 2023/2024, Arema FC yang de facto dilatih oleh I Putu Gede Swisantoso, sementara de jure adalah Joko Susilo, hanya bertahan tujuh pekan.
Dilanjutkan karteker pelatih Kuncoro, selama dua pekan. Sebelum diserahkan kepada Jose Fernando Martins Valente, pelatih asal Portugal, mulai pekan ke-10 hingga pekan ke-24.
Nyatanya belum juga mampu membawa Arema FC ke posisi zona aman. Tertinggi baru di peringkat ke-15. Posisi batas atas di zona degradasi.
Baru di masa kepelatihan Widodo Cahyono Putro, mulai pekan ke-25 hingga selesai babak reguler series, Arema FC bisa lepas dari jeratan degradasi. Capaian tertinggi Widodo, adalah berada di posisi ke-13. Sebelum di pekan ke-34, Arema FC mengakhiri kompetisi dengan berada di peringkat ke-15.
Meski sudah berhasil menyelamatkan Arema FC, namun nasib pelatih asal Cilacap ini untuk musim depan, masih belum jelas.
Belum ada pembicaraan kontrak baru, dari manajemen Arema FC, kepada pelatih dengan lisensi AFC Pro tersebut.
“Saya kan selesai sampai akhir musim ini saja. Kita belum tahu ke depannya seperti apa,” kata Widodo, seperti dilansir dari Wearemania.
Namun Widodo tampaknya tetap punya kepedulian pada Arema FC. Dengan memberikan saran untuk manajemen Arema FC. Agar tidak salah langkah, dalam pembentukan tim untuk musim 2024/2025.
“Jangan sampai terlambat merekrut pemain. Itu yang terpenting. Sedang aspek-aspek yang lain, juga tetap harus dibenahi,” imbuh mantan pelatih Deltras Sidoarjo ini.
Terlepas dari semua itu, Widodo tetap mengaku bersyukur, Johan Ahmat Alfarizie mampu lolos dari zona degradasi. Sekalipun berada di peringkat ke-15, yang hanya satu strip dari tim yang terdegradasi. RANS Nusantara di posisi ke-16.
“Kami Arema FC, bersyukur masih tetap di Liga 1. Ini adalah hasil kerja keras semua yang mensupport Arema FC. Baik pemain, manajemen, tim dan suporter tentunya,” sebutnya.
Karenanya, seusai memastikan Arema FC berada di zona aman, mantan juru poles Persita Tangerang ini memiliki harapan besar. Musim depan, Arema FC harus lebih baik lagi.
“Mudah-mudahan ke depan Arema FC akan lebih siap lagi, berbenah di segala aspek untuk kompetisi mendatang,” tegasnya.
Sementara itu, Kapten Tim Arema FC, Johan Ahmat Alfarizie, tak henti-hentinya mengucapkan rasa syukur, setelah mampu menutup perjuangan Arema FC, untuk tetap bertahan di Liga 1. Setelah di laga terakhir, bermain imbang tanpa gol dengan Madura United. Di Stadion Gelora Bangkalan, Madura. Selasa (30/4/2024) sore kemarin.
Arema FC mengakhiri musim yang penuh perjuangan ini, di peringkat ke-15 dengan 38 poin. Skuad Singo Edan meraih 10 kemenangan, 8 kali imbang dan 16 kekalahan.
Pemain yang dibesarkan dari Akademi Arema ini, meluapkan rasa syukurnya dengan kata-kata dalam sesi jumpa pers usai laga. Menurutnya, hasil itu diraih Arema berkat kebersamaan tim.
“Gak ada kata-kata lain, selain bersyukur. Alhamdulillah. Dengan perjuangan kita semua, pelatih, pemain, manajemen dan semuanya yang sudah mendukung dan mendoakan kita. Terima kasih banyak. Kita mendapatkan hasil seperti ini,” kata Jhon, panggilan akrabnya.
Pemain asli Malang ini, lantas menceritakan sedikit suasana ruang ganti penggawa Arema FC, jelang laga melawan Madura United.
Menurutnya, semua elemen tim sudah sepakat untuk menyelamatkan Arema FC dari jerat degradasi, dengan memenangkan pertandingan.
Meski hanya mendapatkan tambahan satu poin di Stadion Gelora Bangkalan, Arema FC berhasil menempati satu slot zona aman.
Pasalnya, di saat bersamaan, RANS Nusantara FC menelan kekalahan 2-3 dari PSM Makassar, sehingga mereka terdegradasi.
“Situasi di ruang ganti normal. Kita saling memberi semenangat, support satu sama lain. Normal seperti biasanya. Tapi, kita lebih termotivasi, karena ini bukan cuma seperti pertandingan final, bahkan lebih dari final,” tandasnya. (*/Ra Indrata)