Malang Post – Masyarakat hendaknya membeli sembako sesuai kebutuhan. Bukan karena satu keinginan.
Jika yang dilakukan karena keinginan, dikhawatirkan tidak memiliki batasan. Yang terjadi ada aksi memborong bahan pangan, bagi orang yang berduit.
Imbauan itu disampaikan Pj Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, saat membuka acara Gerakan Pangan Murah (GPM), diprakarsai Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dispangtan) dan Diskopindag di Kecamatan Blimbing, Kamis (4/4/2024).
Lebih lanjut, Pj menambahkan, Pemkot Malang melalui perangkat daerah (OPD) terkait, terus berupaya menekan dan mengendalikan angka inflasi. Termasuk berusaha menstabilkan harga pangan.
“Kita juga didukung oleh stakeholder lainnya. Bagian dari pengendalian dan menstabilkan harga pangan. Karena memasuki Idul Fitri 2024, harga cenderung naik kisaran Rp1.000 sampai Rp3.000. Tapi masih bisa kita kendalikan,” tambahnya.
MERIAH: Antusias warga Kecamatan Blimbing, berbelanja kebutuhan pangan tampak terlihat di lokasi acara. (Foto: Iwan Irawan)
Selain menguatkan harga pangan lebih stabil, lanjut dia, Pemkot Malang bersama TPID serta didukung boleh OPD terkait, telah merencanakan akan ada kios pangan. Diprakarsai oleh Dispangtan Kota Malang.
“Rencananya akan kita sebarkan di kelurahan-kelurahan di Kota Malang. Jadi selain Warung Tekan Inflasi (WTI), kios pangan juga diberdayakan oleh Pemkot. Tujuannya semakin masif penekanan angka inflasi, harga pangan kian stabil hingga kembali turun,” sambung alumnus ITN Malang ini.
Dikatakan kembali, memang beberapa hari belakangan ini angka Inflasi sempat ada kenaikan. Akan tetapi, nilainya tidak terlalu besar. Salah satu penyebabnya adalah tarif di RS Saiful Anwar milik Pemprov Jawa Timur.
“Namun demikian, karena kita punya TPID, sehingga kita akan mencarikan solusinya. Naiknya inflasi bukan disebabkan karena bahan pangan,” imbuhnya.
Menyoal kios pangan yang digagas Pj Wali Kota, Kepala Dispangtan Kota Malang, Slamet Husnan, menjelaskan, akan segera dibahas bersama tim lainnya. Sementara ini masih bentuk wacana, yang akan digelar di 57 kelurahan.
“Selain penguatan di kelurahan, kita juga akan menempatkan kios pangan ini di beberapa pasar tradisional. Kita nantinya bakal mengoperasionalkan setiap hari,” jelas Slamet.
Kios pangan tersebut, dikemukakannya, akan melibatkan warga sekitar yang memiliki warung atau kios (Pracangan). Untuk dibina sekaligus sibantu pengembangannya.
“Kita akan memberikan subsidi harga pangan, dengan harga lebih murah. Untuk pemenuhan kebutuhan bahan pangan. Seperti beras, minyak, telur, gula, bawang dan lainnya secara umumnya,” ungkap dia.
Guna menghindari kecemburuan sosial, karena pemberian subsidi pangan di kios warga, Dispangtan akan melakukan pendataan terlebih dahulu, sebelum menerapkan kios pangan tersebut.
“Kelurahan mana yang membutuhkan, kita support untuk penerapan kios pangan di wilayahnya. Jadi sifatnya berupa usulan, bukan langsung ploting lokasi,” sebutnya.
“Mengenai stok bahan pangannya, salah satunya kita bekerjasama dengan Perumda Tunas. Sebenarnya telah berjalan di kelurahan – kelurahan, setiap hari bisa satu atau dua kelurahan dalam mendistribusikan pasokannya,” cetusnya.
Terpisah, Hariyani (52), warga RT 6 RW 3 Kelurahan Arjosari, menyampaikan, GPM ini sangat membantu masyarakat. Utamanya warga yang ekonominya pas-pasan. Cukup buat beli kebutuhan tiap harinya.
“Kami berharap kegiatan semacam ini terus digalakkan dan sesering mungkin. Tapi ya gitu, jangan terlalu jauh lokasi acaranya. Biar kami bisa menjangkau dengan mudah,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)