Malang Post – Survei Penjualan Eceran (SPE), merupakan salah satu survei yang dipublikasikan secara bulanan. Digunakan sebagai indikator untuk mengetahui perkembangan kondisi ekonomi di wilayah kerja Bank Indonesia Malang.
Survei ini bertujuan untuk mengetahui sumber tekanan inflasi dari sisi permintaan dan memperoleh gambaran mengenai kecenderungan perkembangan penjualan eceran serta konsumsi masyarakat.
Berdasarkan hasil pelaksanaan Survei Penjualan Eceran (SPE) Bank Indonesia Malang, penjualan eceran pada Februari 2024, diprakirakan terkontraksi sebesar -4,66% (mtm), menurun lebih dalam jika dibandingkan dengan realisasi bulan Januari 2024, yang terkontraksi sebesar -2,32% (mtm).
Prakiraan penurunan omzet penjualan secara bulanan, terjadi pada beberapa kelompok komoditas.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Achmad P. Subarkah, dalam rilisnya yang diterima Malang Post, menyebutkan, ada tiga kelompok yang mengalami kontraksi terdalam, yakni kelompok barang budaya dan rekreasi. Terkontraksi sebesar -8,46% (mtm). Kemudian kelompok kendaraan -7,85% (mtm) dan kelompok makanan, minuman dan tembakau -2,71% (mtm).
Kelompok barang budaya dan rekreasi, terkontraksi sebesar -8,46% (mtm), menurun lebih dalam jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya, yang terkontraksi sebesar -6,55% (mtm).
“Penurunan tersebut disumbang oleh subkelompok mainan anak – anak, yang terkontraksi sebesar -14,84% (mtm). Hal tersebut dipengaruhi oleh masyarakat menahan konsumsi produk sekunder maupun tersier dan memprioritaskan untuk pemenuhan kebutuhan primer,” tulisnya.
Selanjutnya, kategori kelompok kendaraan terkontraksi sebesar -7,85% (mtm), menurun jika dibandingkan dengan realisasi bulan sebelumnya, yang tumbuh sebesar 1,22% (mtm). Subkelompok mobil, mengalami penurunan terdalam sebesar -8,29% (mtm).
Responden SPE menyampaikan, penurunan penjualan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Yakni diperketatnya leasing approval, konsumen cenderung wait and see, untuk membelanjakan konsumsinya. Seiring dengan kepastian hasil pemilu serta konsumen menunggu peluncuran mobil type baru.
“Kelompok makanan, minuman dan tembakau, diprakirakan terkontraksi sebesar -2,71% (mtm), lebih baik meskipun masih dalam kondisi terkontraksi jika dibandingkan dengan realisasi di bulan sebelumnya yang terkontraksi sebesar -6,73% (mtm),” tambahnya.
Penurunan terdalam pada kelompok komoditas ini, disumbang oleh sub sektor bahan makanan sebesar -6,11% (mtm). Hal tersebut dipengaruhi oleh isu menipisnya pasokan beras yang memicu kenaikan harga beras dan berdampak pada penurunan omzet penjualan.
“Bank Indonesia, berkomitmen untuk terus memperkuat sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah, dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Kota Malang,” tandasnya. (*/ Ra Indrata)