Malang Post – Penjabat (Pj) Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, langsung merespon aspirasi yang disuarakan pedagang Pasar Tawangmangu. Perihal wacana perbaikan atau direvitalisasi Pasar Tawangmangu.
Hanya saja, pelaksanaannya baru dijadwalkan 2025 mendatang. Karena saat ini, Pemkot Malang masih konsentrasi pada Pasar Blimbing.
“Pasar Blimbing sudah sekian tahun terkendala untuk merevitalisasinya. Belum lagi, Pasar Induk Gadang dan Pasar Besar. Kami ingin tiga pasar ini bisa dirampungkan secepatnya,” ungkapnya.
Pada tiga pasar tersebut, Wahyu menyebut kendalanya ada pada persoalan perjanjian kerjasama. Semua pihak, memiliki hak dan tanggung jawab.
“Kami ingin segera ada solusi. Baik pihak pertama dan kedua. Arahnya apakah ada perpanjangan atau tidak. Kami mesti mempelajari secara mendalam sebelum ada keputusan. Kami mohon doa serta dukungan dari masyarakat,” cetusnya.
Pemkot Malang sendiri, tambah Wahyu, sudah bertemu dengan ketiga pihak di pasar tersebut. Namun pihaknya mengaku belum ada langkah penyelesaian, sekaligus bentuk tanggung jawab yang dipikul Pemkot.
“Sampai sekarang erus kita godok dan didalami, sebelum ditentukan hasil akhirnya. Sekiranya belum selesai hingga masa kepemimpinan kami berakhir, setidaknya kerangka solusinya telah dibentuk. Tinggal memutuskan solusinya,” bebernya.
Sedang terkait Pasar Tawangmangu, Wahyu sudah menginstruksikan Kepala Diskopindag, Eko Sri Yuliadi, untuk segera mengkomunikasikan dengan Kepala Pasar Tawangmangu, Muji Syukur.
“Kondisi Pasar Tawangmangu secara umum masih baik dan bisa difungsikan. Dibandingkan dengan kondisi di Pasar Blimbing. Tapi karena ada aspirasi dari pedagang Pasar Tawangmangu, kami sudah minta untuk dikomunikasikan,” tegasnya.
Terpisah, Eko Sri Yuliadi membenarkan adanya arahan Pj Wali Kota Malang. Pihaknya pun langsung merencanakan hal tersebut tahun ini.
“Baru di 2025, Diskopindag akan merealisasikannya. Kalau melihat kondisi pasar saat ini, lebih mengarah ke revitalisasi. Namun untuk anggarannya, apakah menggunakan APBD atau APBN, kami menunggu petunjuk Pj Wali Kota,” jelas dia.
Pasar Tawangmangu, jelas Eko, adalah pasar dengan kategori sedang. Luasnya sekitar 2.500 meter persegi. Hanya saja untuk jumlah pedagang, belum ada angka pasti.
“Kita akan melakukan penataan dan validasi terhadap pedagang. Menata lokasi parkir di lingkungan pasar lebih memadai. Pembangunan pasarnya lantai satu, tapi juga bisa menyesuaikan estensifikasi. Sekiranya di pinggiran pasar berpotensi dimasukkan,” tegasnya.
Salah seorang pedagang Pasar Tawangmangu, Siti Asiaturrohman (44), yang didukung pedagang lainnya menyebut, kondisi Pasar Tawangmangu saat hujan selalu becek dan banyak genangan air.
“Atap pasar sudah banyak yang bocor. Semua pedagang menghendaki adanya revitalisasi, seperti pasar lainnya.”
“Kami mohon ada upaya penertiban dari Wastib, terhadap PKL di pinggiran. Karena sangat mempengaruhi omzet pedagang, yang berjualan di dalam pasar,” pungkasnya. (Iwan Irawan – Ra Indrata)