Oleh: Atmaja ‘Alim Gurddin
Saat ini kebanyakan remaja, senang melakukan aktivitas di rumah saja. Seperti menonton televisi, menggunakan gadget untuk bermain game online, media sosial dan lain-lain.
Hal-hal tersebut membuat mereka malas bergerak. Ditambah lagi remaja masa kini senang mengonsumsi makanan yang kurang sehat sehingga mengakibatkan mereka memiliki berat badan berlebih.
Fenomena ini setidaknya dibuktikan dengan data Riskesdas tahun 2018, mengenai kurangnya aktifitas fisik pada remaja usia ≥ 10 tahun di Indonesia yang mencapai angka 33,5 persen.
Menurut WHO (1978), pola aktivitas fisik anak usia sekolah dibagi atas beberapa bagian. Yaitu: waktu tidur; waktu sekolah; waktu luang (di sekolah); waktu luang (di luar sekolah); waktu mengerjakan tugas waktu melakukan perjalanan ke sekolah; waktu olahraga (Wahyuni, 2022).
Aktivitas fisik pada anak remaja, sangat baik bagi kesehatan dan perkembangan pertumbuhan mereka, mengingat remaja sedang dalam masa pertumbuhan.
Olahraga yang cukup dapat dilakukan dengan memenuhi prinsip FITT (Frequency, Intensity, Tempo dan Time). FITT yang baik memiliki frekuensi 3x seminggu dengan intensitas mencapai denyut nadi sebesar 70 persen – 85 persen dari denyut nadi maksimum yaitu angka 220-umur dan dilakukan selama 30 menit. Seperti berjalan, naik tangga, berkebun dan latihan fisik yang dianjurkan sesuai dengan kaidah olahraga BBTT (Baik, Benar, Terukur dan Teratur).
Latihan fisik atau olahraga yang cocok bagi anak remaja, antara lain: basket, tenis, voli, baseball, sepak bola, bulutangkis, karate, judo, gymnastic, panjat dinding, renang, pingpong, atau yoga. Jenis-jenis olahraga tersebut dapat dipilih sesuai dengan kesukaan masing-masing.
Pranata & Kumaat (2022) dalam penelitiannya menjelaskan, olahraga dan model latihan fisik dapat mendorong pertumbuhan, perkembangan fisik, meningkatkan kemampuan motorik, dan mengurangi risiko obesitas.
Selain itu jika dilakukan secara reguler dan terprogram akan membantu meningkatkan kebugaran jasmani remaja. Manfaat olahraga lainnya bagi remaja antara lain (https://p2ptm.kemkes.go.id/ ):
- Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan sistem muskuloskeletal/sistem otot neuromuskular/sistem syaraf.
- Mempertahankan dan mengontrol berat badan.
- Membantu dalam perkembangan kehidupan sosial remaja, percaya diri dan interaksi sosial.
- Menjauhkan dari tingkah laku yang tidak baik bagi kesehatan seperti merokok dan alkohol.
- Meningkatkan pengetahuan dan kecerdasan.
- Meningkatkan kreativitas, produktivitas dan prestasi akademis.
- Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan tubuh.
- Meningkatkan proses pemadatan tulang.
Sudah diketahui bersama bahwa begitu banyak manfaat olahraga bagi remaja. Sebagai orang tua, tentu kita menginginkan agar anak memiliki tubuh yang sehat dan bugar, terhindar dari segala macam penyakit. Untuk itu, mulailah ajak remaja Anda berolahraga, secara bertahap dari yang ringan dan mereka sukai.
Berikut ini beberapa cara supaya anak remaja mau diajak berolahraga sebagaimana dikutip dari farmaku.com:
- Lakukan aktivitas fisik ringan, contoh: berjalan kaki sepulang sekolah.
- Batasi penggunaan gadget pada waktu-waktu tertentu.
- Bangun suasana yang menyenangkan, contoh: melakukan hiking bersama.
- Ajak teman anak untuk berolahraga bersama, seperti: bersepeda, berenang, dan lain-lain.
- Jadikan orang tua sebagai role model bagi anak.
- Bebaskan anak memilih olahraga yang digemari.
- Daftarkan anak pada klub olahraga.
- Wajibkan anak untuk berolahraga.
Tentunya sangat berbahaya bagi remaja jika kurang melakukan aktivitas fisik dan asupan makanan yang sehat. Menghadapi hal ini, kita sebagai orang tua tentu harus bisa mengajak atau mencarikan kegiatan bagi remaja agar mereka memiliki aktivitas di luar rumah selain belajar dan kegiatan lainya.
Hal ini supaya remaja kita terhindar dari penyakit tidak menular sejak dini yang disebabkan pola hidup yang buruk.
Tidak mudah memang untuk melakukan ini semua, apalagi anak remaja sekarang lebih sulit meluangkan waktu untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Dibutuhkan kerjasama dan keinginan yang kuat antara anak dan orang tua. Orang tua harus bisa sabar dan memberikan contoh serta manfaat melakukan aktivitas fisik bagi kesehatan tubuh. (***)
Good information for Gen Z, thanks malangpos