Malang Post – Adanya rencana angkutan umum, digunakan sebagai moda transportasi sekolah, disambut positif oleh pengemudi angkutan kota. Mengingat saat ini angkutan umum di Kota Batu, dinilai lesu pergerakannya.
Sekretaris Aliansi Pengemudi Penumpang Umum (APMPU) Kota Batu, Totok Abdul Muntolib menjelaskan, dulu sehari para pengemudi angkot bisa mendapatkan Rp100 ribu – Rp125 ribu. Tapi saat ini, untuk bisa mendapatkan Rp50 ribu saja sudah sangat sulit.
Nantinya kalau transportasi sekolah itu direalisasikan, Totok menyebut akan ada kriteria yang angkot yang akan bekerjasama. Seperti surat-surat angkot lengkap dan lolos uji kelayakan.
Realisasi transportasi sekolah tersebut, jelas Kabid Angkutan Dishub Kota Batu, Hari Juni Santoso, akan digratiskan untuk siswa. Saat ini, prosesnya dalam kajian. Termasuk mendata soal titik rumah dan sekolah siswa di Kota Batu.
“Sistemnya nanti, Dishub Kota Batu akan menyewa moda transportasi, melalui koperasi di bawah naungan Organda. Anggaran yang disiapkan Rp1 miliar dari APBD.
Alasan Pemkot Batu mengadakan angkot sekolah gratis, tambahnya, karena sejauh ini tingkat kecelakaan pelajar dinilai cukup tinggi. Ditambah ketika jam berangkat dan pulang sekolah, beberapa titik dinilai macet.
Saat ini, pelajar di Kota Batu banyak yang menggunakan kendaraan pribadi. Padahal masih belum cukup umur. Termasuk juga tidak punya SIM.
“Dengan adanya angkutan sekolah, diharapkan ada komitmen para orang tua siswa, untuk turut pantau putra-putrinya. Supaya tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi untuk pergi dan pulang sekolah,” tegasnya.
Sementara Kepala Lab Transportasi dan Penginderaan Jauh Fakultas Teknik UB, Hendi Bowoputro melihat, rencana Pemkot Batu memaksimalkan angkot untuk dijadikan angkutan sekolah, sebagai langkah yang tepat.
“Karena manfaatnya, selain dirasakan operator, juga mampu dirasakan masyarakat sekitar. Apalagi rencana itu sempat dibawa dalam Forum Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tahun 2023 lalu,” tandasnya.
Untuk mewujudkan rencana tersebut, tambah Hendi, beberapa langkah harus disiapkan Pemerintah Kota Batu. Pertama, dengan menumbuhkan rasa ketergantungan masyarakat pada angkutan umum.
Karena sejauh ini, katanya, banyak orang enggan memilih menggunakan moda transportasi angkot, karena pertimbangan beberapa hal.
“Ke depan, pemerintah mungkin bisa membiasakan masyarakat gunakan angkot. Seperti di gratiskan dulu angkutan sekolah ini. Bahkan mungkin dengan menaikkan tarif parkir pinggir jalan dan menerapkan ganjil genap,” sebutnya.
Karena selain juga dimanfaatkan sebagai angkot sekolah, ketika siang hari bisa diubah sebagai angkot belanja dan ketika masa libur atau weekend, sebagai angkot wisata. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)