Malang Post – Cuaca dan penyumbatan saluran, mengakibatkan genangan hingga banjir. Kondisi tersebut yang masih terjadi di Kota Malang.
Analis Sumber Daya Air Seksi Drainase DPUPRPKP Kota Malang, Yocky Agus Firmanda menjelaskan, sejauh ini pihaknya terus melakukan perbaikan dan evaluasi kinerja yang sudah dilakukan. Khususnya soal drainase.
“Hasil evaluasi, kondisi hujan deras, sekaligus penyumbatan akibat sampah, jadi persoalan utama masih adanya genangan,” katanya saat menjadi narasumber talkshow di program Idjen Talk. Yang disiarkan langsung Radio City Guide 911 FM, Selasa (20/2/2024).
Dicontohkan, di Jalan Raya Langsep yang tergenang itu, akibat dari penumpukan sampah plastik dan botol yang terpantau di belakang Mall Dieng, karena memang limpahan airnya ke Jalan Langsep.
Yocky menambahkan, kondisi di sana memang ada penyekatan, seperti jaring sampah. Tapi kondisi sampah yang banyak tidak mampu ditahan, sehingga aliran air pun meluber.
Contoh lainnya kondisi di bawah Jalan Jupri, ketika di cek longsor. Padahal limpahan air dari jalan Bukit Barisan masuk ke Jalan Jupri.
Sejauh ini, lanjutnya, tiga langkah yang disiapkan seperti di jangka pendek dengan melakukan normalisasi dan perbaikan perbaikan kecil.
“Jangka menengah dengan melakukan pembangunan rehabilitasi sudetan dengan mengacu masterplan.”
“Sementara untuk jangka panjangnya, dengan membuat drainase drainase utama, sekaligus memperbaiki sistem,” jelasnya.
Dalam progres untuk masterplan drainase di tahun 2022, sudah dibangun di Dieng dan Jalan Jupri. Untuk di tahun 2023, saluran besar juga sudah dibuat di Ki Ageng Gribig dan Jalan Danau Toba.
“Meskipun sampai saat ini sudah ada beberapa titik saluran besar drainase. Nantinya masuk di jangka panjang, tahun 2025 akan ada penambahan saluran besar drainase,” sebutnya.
Saluran utama itu, lanjut Yocky, bakal terealisasi kalau pagu mencukupi. Dengan saluran mulai Jalan Sumbersari, Jalan Veteran, Jalan Bandung sampai Brantas.
Yocky menambahkan, sejauh ini sedimentasi di saluran air juga masih sering terpantau. Salah satunya yang ada di Jalan Kawi. Terakhir normalisasi sudah dilakukan ada di MOG Jalan Tenes.
Sementara itu, Ketua Departemen Teknik Pengairan Universitas Brawijaya, Runi Asmaranto menyampaikan, melihat beberapa upaya dari jajaran pemerintah, terpantau tren genangan yang terjadi semakin turun. Meskipun masih ada beberapa yang tergenang.
Runi juga menyampaikan, dulu di Jalan A Yani, Jalan S Parman dan Jalan Kalpataru sering terjadi langganan genangan. Tapi masuk di bulan Februari ini, ketika genangan terjadi, estimasi surutnya lebih cepat.
“Ke depan dari PU Kota Malang harus perhatikan juga evaluasi yang didapatkan. Genangan yang terjadi itu berulang dari titik yang lama, atau genangan baru yang munculnya dari wilayah yang belum terkoneksi pada sistem drainase yang sudah ditata,” tegasnya. (Wulan Indriyani – Ra Indrata)