Malang post – Sebagai upaya mempererat kerjasama dengan pemerintah daerah, Universitas Brawijaya melalui Unit Aktivitas Tari dan Karawitan, melakukan pertemuan dengan Pemerintah Kabupaten Ponorogo.
Melalui agenda rutin awal tahun Murwa Niti Darma, Reog Brawijaya bekerja sama dengan Pemkab Ponorogo untuk satu tahun ke depan.
Kegiatan ini dihadiri Prof. Dr. Ir. Denny Widhyanuriyawan, S.T., M.T., Pembina Reog Brawijaya, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko, Kepala Dinas Kebudayaan Ponorogo serta Dr. Sasmito, Kepala Sekolah SMAN 3 Ponorogo beserta komite sekolah.
Murwa Niti Darma atau dalam Bahasa Indonesia dapat diartikan, memulai kegiatan atau pekerjaan yang mulia, merupakan acara rutin Reog Brawijaya. Diadakan di awal tahun, yang tahun ini digelar 12 Februari yang lalu.
Melalui rilisnya pada Senin (19/2/2024), Prof. Denny mengatakan, Reog Brawijaya berkontribusi dalam pelestarian dan pengembangan reog sendiri.
Sejak eksis dari 2011 hingga saat ini, tambahnya, perjalanan Reog Brawijaya selalu memberikan sumbangsih nyata dalam ranah pelestarian dan pengembangan Reog Ponorogo sendiri.
Terbukti, dalam kompetisi Festival Nasional Reog Ponorogo, pada tahun pertama 2013, mendapatkan peringkat 7.
“Tetapi dengan kegigihan dan komitmen tinggi pada tahun berikutnya, kita mendapatkan Peringkat 2 (2015-2016) sebanyak dua kali. Pada 2017, Reog Brawijaya mampu merebut Juara Umum FRN dan mempertahankannya sampai 2019. Sekaligus menobatkan Reog Brawijaya sebagai juara bertahan FNRP dan berhak memboyong Piala Presiden RI ke Universitas Brawijaya.”
“Tentu kami kembali lagi pada tahun kemarin 2023 dan berhasil merebut kembali Juara Umum Festival Nasional Reog Ponorogo tahun 2024,” katanya.
Ia juga menyebut, eksistensi ini tidak hanya di skala nasional. Tapi juga di tingkat internasional.
“Hal ini selaras dengan visi misi UB. Menjadi universitas bereputasi internasional. Salah satunya melalui seni budaya Reog Brawijaya.”
“Terbukti Reog Brawijaya melalui duta budaya dan diundang untuk perform/pentas kehormatan di Antananarivo Madagascar pada tahun 2019. Kemudian pada 2023 lalu, Reog Brawijaya juga diminta untuk perform di Thailand,” tambahnya.
Tidak hanya perform saja, dalam misi pengembangan dan pelestarian Reog Brawijaya, pasti juga melakukan promosi serta membuat workshop tari dan musik Reog Ponorogo di negara yang dituju.
Ini membuktikan keseriusan Universitas Brawijaya, dalam pelestarian dan pengembangan Reog Ponorogo tidak main-main,” katanya.
Apresiasi positif juga diberikan oleh Bupati Ponorogo dalam acara tersebut. Pria yang akrab disapa Kang Sugiri ini, mendukung langkah UB dalam pengembangan Reog Ponorogo.
“Semoga ke depan lintas universitas, semakin banyak yang mempunyai Reog. Sehingga semakin banyak juga insan akademis yang peduli terhadap kelangsungan seni khususnya Reog Ponorogo,” katanya.
Kang Sugiri juga memberikan semangat kepada tim, untuk tidak bosan-bosannya berproses dan berprogres dalam berkesenian.
Acara tersebut, kemudian ditutup dengan pemotongan tumpeng dan pemukulan gong oleh Bupati Ponorogo dan pembina Reog Brawijaya. Sebagai penanda dimulainya pekerjaan yang mulia, Reog Brawijaya, untuk satu tahun ke depan. (M. Abd. Rahman Rozzi)