Malang Post – Tidak butuh waktu panjang bagi Arema FC, untuk mencari pengganti head coach, Jose Fernando Martins Valente, yang diputus masa kontraknya sejak 9 Februari 2024.
Di hari yang sama, skuadra Singo Edan, langsung mendatangkan Widodo Cahyono Putra (WCP), untuk menduduki kursi panas pelatih Arema FC.
Bagaimana tidak, pelatih 53 tahun itu, harus bisa membawa Arema FC terhindar dari degradasi. Dalam sisa 10 pertandingan di Liga 1 musim 2023/2024.
Padahal saat ini, tim yang berdiri pada 1987 itu, masih berada di peringkat ke-16. Hanya mengumpulkan 21 poin dari 24 pertandingan. Agregat golnya juga sangat tragis. Kebobolan 44 gol dan hanya mampu mencetak 26 gol.
“Di situasi seperti ini, manajemen harus bergerak cepat. Pilihan akhirnya jatuh pada Widodo Cahyono Putro yang akan memimpin tim,” ungkap Manajer Arema FC, Wiebie Dwi Andriyas, kemarin.
Widodo dipilih sebagai pelatih kepala, karena dinilai memiliki karakter kuat untuk menangani tim. Terlebih saat ini Arema FC, membutuhkan figur yang memiliki karakter. Untuk mengangkat prestasi tim demi bisa lepas dari zona degradasi.
“Alasan yang pertama adalah karakter dan pengalaman. Kami menilai coach Widodo adalah figur pelatih, yang memiliki karakter serta pengalaman.
“Tentu tidak lain hal ini dilakukan sebagai upaya agar Arema FC bisa lepas dari zona degradasi,” tambah Wiebie.
WCP sendiri baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai pelatih Deltras Sidoarjo. Klub kontestan Liga 2 PSSI, yang baru saja gagal melaju ke babak semifinal Liga 2.
Di babak playoff promosi ke Liga 1, Deltras Sidoarjo dengan tragis harus mengakui keunggulan Malut United, dengan skor 2-1 pada 3 Februari 2024 lalu.
Padahal saat itu, andai Deltras bermain imbang saja, tim asal Sidoarjo ini bakal melaju ke semifinal. Tetapi di akhir klasemen babak playoff, Deltras yang hanya mengumpulkan 9 poin, gagal melaju.
Tetapi di kompetisi tertinggi di Indonesia, Liga 1, WCP bukan lagi wajah baru. Setidaknya tiga klub besar pernah dia poles. Mulai dari Bali United (musim 2016/2017), Persita Tangerang (2018/2019-2021/2022) dan Bhayangkara FC di musim 2022/2023.
Bersama Bali United, WCP menjalani 70 kali laga. Rekornya 34 menang, 16 seri dan 20 kali kalah.
Di Persita Tangerang, pelatih berlisensi UEFA Pro ini melakoni 52 pertandingan. Prestasinya 13 menang, 17 seri dan 22 kalah. Di Persita ini, WCP cukup lama menjadi pelatih kepala. Terhitung sepanjang 1.168 hari.
Sedangkan bersama Bhayangkara FC, WCP memimpin untuk 25 kali laga. Dengan hasil tujuh kali menang, enam kali seri dan 12 kali kalah.
Sedangkan di klub terakhirnya, Deltras Sidoarjo, sebelum diperkenalkan sebagai pelatih Arema FC, WCP mendampingi tim itu sepanjang 217 hari. Melakoni 18 kali pertandingan. Rekornya tujuh kali menang dan seri, serta empat kali kalah.
Untuk Arema FC, figur pelatih lokal menjadi pilihan utama, karena di rentang waktu yang tersisa, klub tiga kali juara Piala Presiden ini, harus meminimalisir risiko. Termasuk proses adaptasi.
“Artinya di waktu yang ada ini, kami harus memiliki opsi-opsi strategis. Pelatih lokal dipilih karena dari sisi adaptasi, mungkin tidak butuh waktu lama.”
“Demikian juga dengan komunikasi dengan pemain, ini yang penting. Karena harus kita akui, proses adaptasi kalau dengan pelatih asing itu, tidak membutuhkan waktu yang singkat. Pergantian ini juga didukung oleh pemain,” ungkap General Manager Arema FC, Muhammad Yusrinal Fitriandi.
Arema FC saat ini berada di urutan ke-16 klasemen sementara Liga 1 2023/2024, dengan mengemas 21 poin. Terpaut 6 poin dari Persita Tangerang yang berada di urutan ke-15, laga terdekat Arema FC akan menghadapi RANS Nusantara FC pada (22/2/2024). (Ra Indrata)